Jumat 22 Apr 2016 05:30 WIB

Sejarah Hari Ini: Presiden Percaya Vodoo Meninggal

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Francois Duvalier
Foto:
Alberto Fujimori

Pada 22 April 1997, pasukan Peru menyerbu Kedutaan Besar (kedubes) Jepang di Peru. Tentara Peru ini kemudian berhasil menyelamatkan 71 orang yang disandera oleh pemberontak anti-pemerintah Tupac Amaru.

Pembebasan ini mengakhiri drama pengepungan kedubes yang dilakukan selama empat bulan. Seluruh 14 pemberontak tewas, termasuk pemimpin mereka, Nestor Cerpa Cartolini. Namun, salah satu sandera hakim Mahkamah Agung Carlos Giusti Acuna meninggal dunia, termasuk dua tentara Peru.

Krisis sandera diakhiri pada 15.30 waktu setempat setelah sekitar 15 tentara menyerbu atap bangunan. Serangkaian ledakan tak lama kemudian terjadi dan membuat lubang menganga di atap kedutaan. Operasi serangan hari itu berlangsung selama 40 menit.

Saat tembakan terjadi di sekitar kompleks kedubes, para sandera terhuyung-hyung berupaya keluar dari kedutaan. Beberapa tawanan mengalami luka. Mereka yang disandera termasuk Menteri Luar Negeri Peru, Francisco Tudela, dan Duta Besar Jepang, Morihisa Aoki.

Saat baku tembak mereda, tentara merobek bendera pemberontak Tupac Amaru yang ada di sekitar kedubes. Presiden Peru, Alberto Fujimori kemudian bergabung beberapa mantan sandera dan menyanyikan lagu kebangsaan negara.

Presiden Peru telah mengambil keputusan yang mengejutkan untuk mengirimkan pasukan. Serangan penyelamatan itu dinilai berisiko besar, sebab Pemerintah Jepang yang merupakan salah satu mitra dagang utama Peru telah menekannya untuk menegosiasikan penyelesaian krisis sandera.

Perdana Menteri Jepang, Ryutaro Hashimoto bahkan secara terbuka menyatakan penyesalannya terhadap keputusan itu. Tetapi disatu sisi ia juga mengucapkan terima kasih kepada Fujimori. Pengepungan dan penyanderaan dimulai pada 17 Desember 1996 ketika pemberontak menyerbu pesta diplomatik, menyekap lebih dari 400 tamu.

Namun, sebagian besar dibebaskan dalam beberapa hari selanjutnya. Pemberontak diyakini menargetkan Kedubes Jepang karena dukungan negeri matahari terbit ini untuk Presiden Fujimori. Fujimori merupakan imigran keturunan Jepang.

sumber : BBC, History.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement