Namun, analis menemukan satu bidang pendidikan yang kurang mereka kuasai adalah hukum Islam atau syariah. Dari mereka yang menjawab pertanyaan tentang tingkat pengetahuan agama, 70 persen dari mereka mengatakan hanya belajar dasar-dasarnya. Mereka yang lebih ahli dalam agama Islam umumnya berasal dari Saudi, Mesir, Tunisia, dan Indonesia.
Temuan ini mendukung pernyataan analis yang menyatakan ISIS telah menyalahgunakan Alquran. Mereka memperkenalkan hukum yang brutal dan tidak Islami di wilayah yang mereka kuasai.
CTC menambahkan, dari dokumen yang bocor itu diketahui beberapa posisi mungkin bisa sangat mengancam bagi masa depan, termasuk anggota yang memiliki latar belakang teknisi bensin, mantan tentara, ahli TI, pilot, mekanik pesawat, dan mantan petugas keamanan pesawat yang sebelumnya berafiliasi dengan kementerian dalam negeri Saudi.
"Ada indikator yang jelas dalam data ISIS menggunakan formulir ini sebagai 'pencari bakat' dan mengidentifikasi individu dengan latar belakang pendidikan, profesi, atau militer tertentu yang mungkin berguna bagi kelompok di masa depan," ujar laporan CTC.
Analisis juga menunjukkan, hampir dua per tiga dari para militan belum menikah. Sementara, 90 persen tidak memiliki pengalaman tempur sebelumnya.
Baca: Jasad Prince Diautopsi Hari Ini
Ikuti Whatsapp Channel Republika
