Hari ini 1990 lalu, Jesse Tafero dieksekusi di Florida setelah malafungsi kursi listrik tiga kali, menyebabkan api menyambar dari kepalanya. Kematian Tafero memicu perdebatan baru terhadap metode eksekusi manusiawi.
Beberapa negara berhenti menggunakan kursi listrik dan mengadopsi suntikan mematikan sebagai sarana melakukan hukuman mati.
Ketika abad ke-20 berakhir, beberapa negara mengalami kesulitan menemukan algojo berpengalaman, sementara yang lain tidak bisa menemukan teknisi yang bisa memperbaiki kursi listrik.
Bergerak ke arah penerapan suntikan mematikan juga menjadi masalah karena hanya ada beberapa orang yang memenuhi syarat dan tahu bagaimana melakukan suntikan yang tepat. Jika dilakukan secara tidak tepat, suntikan yang mengandung kombinasi obat lumpuh dan dosis mematikan kalium klorida dapat melumpuhkan seorang narapidana dan mengakibatkan kematian yang menyakitkan.
Eksekusi gagal Tafero jauh dari anomali. Di Alabama, eksekusi berkepanjangan Horace F Dunkin duduk 19 menit di kursi listrik yang rusak. Pada Juli 1998, narapidana Florida Allen Lee "Tiny" Davis yang beratnya 344 pon menjerit kesakitan saat disengat listrik, sementara darah mengalir ke bajunya. Pihak berwenang mengklaim darah berasal dari hidungnya yang berdarah.