Rabu 08 Jun 2016 08:58 WIB

Terungkap, Ulama ini Beberkan Fakta Sikap Iran ke Komunitas Suni

Rep: c62/ Red: Nasih Nasrullah
Syekh Al-Baits Qitaly
Foto:

Kira-kira ada berapa jumlah masjid komunitas di Iran sekarang?

Jumlah masjid kira-kira ada sekitar 45 ribu unit, dari total itu sekitar 15 ribu murni digunakan oleh Suni. Padahal, kita hanya 10 persen, namun kita memiliki 35 persen dari total keseluruhan jumlah masjid.   

Apa nilai strategis dari eksistensi Suni di perbatasan Iran?

Karena kita berada dalam perbatasan dan pasti negara itu punya kepentingan besar untuk menjaga perbatasan daripada tetangga, karena itu kondisi kami kondisi yang penuh dengan keamanan dan betul-betul dijamin untuk menjaga stabilitas nasional. Karena itu, kami yang berada di selatan benar-benar hidup aman dan bahkan dibandingkan negara tetangga kami kami adalah yang lebih baik.

Human Right Watch (HRW) pernah menyebut negara Anda diskriminatif terhadap Suni. Menurut Anda?

Banyak orang‎ di luar Iran berpikir bahwa ketika menyebut nama Iran langsung menganggap nama Iran sebagai negara 100 persen Syiah, padahal ini salah. Seperti tadi saya sebut ada 10 persen tadi.

Kedua bahwa ada yang menyebarkan Suni di Iran sangat-sangat sedikit dan mereka berada dalam tekanan serta tidak punya kebebasan lalu mereka dipaksa untuk merubah mazhabnya.

Saya mengatakan dengan jujur sejak Revolusi Iran sampai sekarang tidak ada satu pun orang yang menyuruh untuk pindah mazhab, tidak ada satu pun orang yang menyuruh beralih dari Suni pindah ke mazhab Syiah.

Kita hidup dalam toleransi penuh kedamaian dan sangat berbeda seperti apa yang disampaikan media, terutama media Barat dan biasa sering melakukan kebohongan atau hal-hal kecil kemudian menjadi besar. Saya siap menyampaikan beberapa contoh kalau memang diperlukan.

Dalam aspek pendidikan, bagaimana Anda membuktikan ucapan Anda itu?

Kita di selatan saja di sebuah provinsi punya 50 sekolah agama atau pesantren hampir 5.000 santri melakukan pendidikan kesehariannya belajar-mengajar.

Setelah kita melakukan perbandingan bahkan dengan Indonesia kita merasa bahwa kita cukup baik dalam masalah pendidikan fasilitas dan bahkan menariknya beberapa buku yang kita pelajari di sana diajarkan di sana sama dengan yang diajarkan di pesantren-pesantren di sini.

Seperti kitab Matan at-Taqrib dan ‘Umdat as-Salim wa ‘Iddat an-Nasik yang bermazhab Syafi’i karya Abu Syuja’ al-Ishfahani. Ada juga Abu Hamid al-Ghazali dengan Ihya Ulumuddin yang banyak dikaji di Indonesia.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement