Rabu 08 Jun 2016 08:58 WIB

Terungkap, Ulama ini Beberkan Fakta Sikap Iran ke Komunitas Suni

Rep: c62/ Red: Nasih Nasrullah
Syekh Al-Baits Qitaly
Foto:

Sejauh mana keikutsertaan Suni dalam parlemen?

Di Iran tidak ada partai seperti di Indonesia yang banyak, setiap orang hanya mendaftarkan sebagai independen walaupun kemudian didukung oleh beberapa ormas atau organisasi lain.

Di DPR pusat ada 290 anggota parlemen, 23 anggota dari total tersebut adalah dari Suni. Selain parlemen, ada Wali Fakih.

Wali Fakih itu juga dipilih melalui sebuah pemilu walaupun yang kemudian menjadi, katakan anggota majelis yang mereka sebut majelis para ahli para pakar yang kemudian untuk memilih Wali Fakih, itu adalah Suni. Karena itu, di majelis dewan pakar itu juga ada beberapa Suni mewakili beberapa tempat. 

  

Ekstremisme menjadi ancaman bagi kedua entitas. Menurut Anda?

Pertama kita meyakini bahwa Islam itu mengajarkan moderasi, Islam tidak mengajarkan ekstremisme dan ini juga kita sampaikan kepada masyarakat kita pada berbagai kesempatan bahwa Islam itu punya ajaran yang demikian, dan kaum Muslim dipersilahkan mengikuti ulama yang representatif, dalam Suni ada empat mazhab itu juga dalam Syiah dengan otoritas para utamanya.

Di luar gerakan itu kita sangat mewanti-wanti. Gerakan takfiri itu sebagai gerakan di luar Islam walaupun mereka menamakan dan mengangkat nama Islam.

Kita selalu tekankan masing-masing melakukan tugasnya, baik sebagai masyarakat atau Muslim biasa, yakni melakukan tugasnya melaksanakan ajaran agama diyakininya dengan berbagai sumber yang ada dengan berbagai mazhab yang ada sesuai dengan keyakinan, baik Suni atau Syiah.

Kalau sudah berpegang teguh seperti itu maka kita akan jauh dari gerakan-gerakan takfiri yang baru itu yang tidak ada hubungan dengan salah satu daripada ulama mazhab yang representatif itu.

Kedua adalah pemerintah mempunyai kekuatan dan kendali maka harus melakukan tugasnya untuk kemudian menyelamatkan masyarakat dari provokasi yang dilakukan mereka.

Kita secara geografis secara fisik Bandar Abbas berbatasan dengan Irak itu mungkin tidak terlalu jauh dengan pusatnya ISIS, tetapi mereka tidak mampu masuk ke Bandar Abbas, bahkan mereka nyaris putus asa masuk ke wilayah Suni.

Mungkin ke beberapa tempat berhasil tapi ke wilayah kita tidak berhasil. Ketidakberhasilan itu karena dua faktor tadi masing-masing tugasnya baik masyarakat maupun negara.

Dan tak henti-hentinya kita berikan penyadaran kepada masyarakat bahwa mereka bukanlah sebuah kelompok ‎yang mandiri, tetapi mereka by setting, by design, yang di belakang mereka adalah imperilais, Amerika dan Zionis Israel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement