Rabu 22 Jun 2016 10:01 WIB

Muslim Florida Telah Peringatkan FBI Soal Mateen

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Omar Mateen (29 tahun), pelaku penembakan di kelab gay di Orlando, Florida
Foto: reuters
Omar Mateen (29 tahun), pelaku penembakan di kelab gay di Orlando, Florida

REPUBLIKA.CO.ID, FORT PIERCE -- Setelah pembantaian Orlando, Donald Trump sempat mengkritik komunitas Muslim dengan mengatakan mereka tak berbuat cukup banyak untuk memperingatkan orang-orang seperti Mateen. Namun seorang Muslim di Fort Pierce, Florida mengatakan ia dua tahun lalu telah memperingatkan FBI soal Omar Mateen.

"Faktanya orang ini adalah Muslim, dan juga Muslim dari komunitas saya dan seseorang yang saya kenal, sangat, sangat, sangat mengganggu," kata Malik kepada CBS News, Selasa (21/6).
 
Malik mengisahkan ia bertemu Mateen 10 tahun lalu. Saat itu mereka menghadiri masjid yang sama di Fort Pierce, Florida. Sebagian pembicaraan mereka memang soal agama tapi bukan terkait radikalisme atau kebencian tertentu.
 
Malik mengatakan pria lain yang hadir saat itu adalah Moner Mohammad Abu-Salha. Abu-Salha kemudian dikenal sebagai pengebom bunuh diri AS di Suriah. Tapi Malik tak yakin ada hubungan antara Mateen dan Abu-Salha.
 
"Banyak orang tak akan percaya ini dan ini benar-benar suatu kebetulan," kata Malik.
 
Tak lama setelah Abu-Salha meluncurkan serangan pada Mei 2014, Malik mendengar Mateen berbicara soal video ulama radikal Anwar al-Awlaki yang mempengaruhi Abu-Salha. Mendengar hal itu, Malik pun segera menghubungi FBI.
 
"Dia (Mateen) mengatakan kepada saya mereka sangat kuat," ujarnya yang langsung dianggap sebagai alarm baginya.
 
FBI menurut Malik, kemudian melakukan investigasi terhadap Mateen. Namun tak ditemukan hal mencurigakan dari dirinya. Malik mengatakan FBI tak pernah lagi bertanya soal Mateen, tapi masih menghubunginya untuk menanyakan komunitas Muslim.
 
"Orang-orang yang melakukan hal tersebut radikal dengan sendirinya, bukan karena masjid," kata Malik.
 
Ia menyampaikan pengakuannya ke publik untuk membantah komentar Trump yang berpendapat komunitas Muslim tak melakukan cukup upaya mencegah orang-orang seperti Mateen. 
 
"Dia (Trump) mengatakan banyak hal, yang saya percaya, tanpa bukti faktual. FBI mengatakan kebalikannya, menurut mereka kami cukup membantu, saya contohnya. Saya maju dan mencoba melakukan hal yang benar," kata Malik.
 
CBS News juga mendapat laporan, Mateen sempat memasuki kelab Pulse sekali sebelum pembantaian. Ini diketahui dari gelang tanda masuk yang digunakannya. Ia kemudian keluar dari kelab dan kembali dua jam kemudian dan memulai penembakan.
 
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement