Jumat 05 Aug 2016 14:45 WIB

Pengungsi Perempuan di Yunani Rentan Alami Kekerasan Seksual

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Seorang perempuan Suriah memasak di kamp pengungsi di Idomeni, Yunani, Selasa, 10 Mei 2016.
Foto:

Selain Warda, terdapat pengungsi lain yang menceritakan tentang kekerasan seksual terhdapa anggota keluarganya di Yunani. Ahmed Hammoud, pengungsi di Athena mengatakan sang ibu diserang oleh empat orang yang kemudian mencoba memperkosanya.

"Pada suatu malam di kamp saya mendengar teriakan adik perempuan saya, saya pikir ia terluka, namun ternyata karena ia melihat ibu saya diserang empat orang," kata Hammoud.

Ia mengatakan empat orang itu sempat melukai sang ibu dan membakar beberapa bagian tubuhnya. Mereka kemudian lari karena Hammoud terbangun dan mencoba mengejar.

Setelah kejadian itu, Hammoud meminta bantuan dari Eropa Asylum Support (EASO). Namun, kantor yang membantu masalah para pencari suaka tersebut mengatakan tidak ada yang bisa dilakukan.

Sejak Januari lalu, setidaknya 55 persen dari imigran yang datang ke Yunani adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah ini, menurut data PBB jauh lebih banyak, yaitu sekitar dua kali lipat dari tahun lalu.

Mariam Hussain, salah satu pencari suaka mengatakan telah mengalami kekerasan dari sang ayah. Perempuan berusia 17 itu kemudian meminta petugas di kamp menolongnya.

"Namun, mereka tidak melakukan apa-apa dan justru mengatakan kepada ayah saya apa yang telah saya laporkan," kata  Mariam.

Ia kemudian meminta agar petugas kamp memindahkan dirinya ke tempat penampungan lain di Yunani. Namun, hal itu tidak pernah dilakukan dan Mariam pun mencoba bunuh diri karena tertekan.

Pihak dari layanan pengungsi di Athena, Iota Peristeri mengatakan begitu terkejut dengan kejadian yang menimpa Mariam. Ia mengaku tidak tahu banyak perempuan yang mengalami kekerasan saat berada di kamp atau dalam proses mencari suaka.

"Biasanya, orang yang memiliki masalah seperti Mariam bisa menghubungi kantor pusat Easo dan menandatangani pernyataan dirinya ingin lepas dari sang ayah dan prosesnya kemudian relatif cepat," ujar Peristeri.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement