Kamis 01 Sep 2016 15:39 WIB

Gagalnya Rencana Pembunuhan Presiden Duterte

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Rodrigo Duterte
Foto:
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte

"Kami belum menangkap orang ini, tapi kemungkinan ia bukan pembunuh bayaran," kata Rosa, seperti dikutip Philippine Daily Inquirer. Ia menambahkan, mungkin pembeli ini diperintah oleh sebuah sindikat yang membeli bagian senjata untuk tujuan tersebut.

Kepala Criminal Investigation and Detection Group yang menangkap Palma dan Ta-Ala, Roel Obusan mengatakan, mereka telah memvalidasi klaim Palma. Obusan mempertimbangkan kedua penyelundup itu akan dijadikan saksi karena testimoninya.

Palma dan Ta-Ala ditangkap pada 6 Agustus berdasarkan informasi yang diberikan Departemen Keamanan Kementerian Dalam Negeri pada Biro Bea Cukai Filipina. Kedua penyelundup menghadapi tuduhan melanggar UU Republik 10591 atau UU soal Senjata Api dan Amunisi.

Duterte selama ini dinilai keras dalam menangani penjahat. Bahkan sebelum pelantikannya pada 30 Juni lalu, 2.000 orang sudah terbunuh. Mayoritas korban terkait dengan narkoba.

Belum lama ini, Duterte menawarkan hadiah dua juta peso atau sekitar Rp 570 juta untuk siapa pun yang bisa memburu para anggota polisi negeri itu (PNP) yang melindungi perdagangan narkotika di Filipina.

"Saya menghargai kepala mereka dengan dua juta peso," kata Duterte dalam pidato di Libingan ng mga Bayani, Senin (29/8)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement