Rabu 07 Sep 2016 11:36 WIB

Obama, Duterte dan Umpatan Pemimpin Negara Lain

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.
Foto: REUTERS/Lean Daval Jr
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.

George W Bush, 'iblis' (2006)

Dalam sebuah pidato dramatis untuk PBB pada September 2006, Presiden Venezuela Hugo Chavez menyebut Presiden AS George W Bush sebagai 'iblis'.

"Kemarin, di mimbar ini, Presiden Amerika Serikat, pria yang saya sebut iblis, datang ke sini berbicara seolah-olah dunia adalah miliknya. Dan bau belerang masih tercium di hari ini," ujar Chavez.

Dalam podium yang sama pada 2009, Chavez dengan semangat menyambut pemerintahan Presiden Barack Obama. "Tidak tercium bau belerang lagi. Ada bau sesuatu yang lain, yaitu bau harapan. Anda harus memiliki harapan di dalam hati Anda," kata dia.

Herman Van Rompuy, 'kain lembab' (2010)

Ketika sebuah pidato dimulai dengan kalimat: "Saya tidak ingin berbicara kasar," sesungguhnya lawan politik harus siap-siap menerima penghinaan. Hal itu yang dikatakan pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP), Nigel Farage.

Saat berpidato di Parlemen Eropa, ia melancarkan serangan terhadap Presiden Dewan Eropa, Herman Van Rompuy. Farage menyebut Rompuy memiliki karisma layaknya 'kain lembab'.

Ia membandingkan Rompuy dengan Perdana Menteri Belgia. Menurutnya, Rompuy sama rendahnya dengan seorang petugas bank. Serangan tersebut tentu membuat Rompuy tertegun dalam penampilan pertamanya di parlemen Brussels.

Anggota Parlemen Eropa Nigel Farage berbicara dalam kampanye Donald Trump di Jackson, Mississippi, AS, 24 Agustus 2016.
REUTERS/Carlo Allegri

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement