Sabtu 10 Dec 2016 03:32 WIB

Bolton: Hubungan AS-Cina Berbeda di Era Trump

Rep: Crystal Liesta Permana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Donald Trump.
Foto: AP
Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- John Bolton, mantan duta besar Amerika Serikat untuk Perhimpunan Bangsa-bangsa (PBB) yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat Sekretaris Negara di Gedung Putih, menyebutkan hubungan Amerika dengan Cina agaknya sedikit berbeda setelah kepemimpinan Donald Trump ini.

Dalam pidatonya di Iowa pada Kamis (8/12) waktu setempat, Trump menyebutkan perlunya memperbaiki hubungan dengan Cina. Di mana sebelumnya Cina dikritik karena kebijakan ekonomi negaranya dan kegagalan mereka mengendalikan Korea Utara.

"Itu dan panggilan untuk Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pekan lalu, saya pikir, pasti ini ada dasar hubungan yang berbeda (dengan Cina)," ujarnya, Jumat (9/12) waktu setempat.

Bolton juga menyebutkan, Cina tidak hanya melakukan langkah tersebut, ada langkah politik dan militer Cina yang berpengaruh, seperti membuat Laut Cina Selatan menjadi provinsi Cina. Pernyataan tersebut ia lontarkan berdasarkan pengamatannya, bahwa selama 15 tahun terakhir Cina sedang membantu program senjata nuklir Korea Utara.

Kemudian dalam artikel opini yang diterbitkan The Wall Street Journal pada Januari lalu, Bolton mengusulkan eskalasi politik di Taiwan dengan menerima diplomat Taiwan untuk masuk secara resmi di Departemen Luar Negeri. Itu dianggap dapat memulihkan pengakuan diplomatik secara penuh. Sehingga dapat menekan Cina untuk mundur dari misinya mengekspansi wilayah Asia Timur.

Akan tetapi, Trump justru mengatakan akan mencalonkan Gubernur Iowa Terry Branstad, teman lamanya dari Beijing, untuk menjadi duta besar Amerika Serikat untuk Cina. Langkah tersebut dianggap menguatkan tanda positif bagi hubungan kedua negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement