Senin 16 Jan 2017 10:19 WIB

Sejarah Hari Ini: Hitler Diami Bungker Bawah Tanah Hingga Tewas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Bungker yang didiami Adolf Hitler di masa akhir hidupnya di Berlin, Jerman.
Foto:
Presiden Republik Demokratik Kongo Laurent Kabila dilaporkan ditembak salah satu pengawalnya sendiri pada 16 Januari 2001.

Presiden Republik Demokratik Kongo Laurent Kabila dilaporkan ditembak salah satu pengawalnya sendiri pada 16 Januari 2001. Sebuah sumber yang dekat dengan Kabila mengatakan, presiden terkena dua tembakan, satu di punggung dan satunya lagi di bagian kaki.

Saksi mata menuturkan, mereka mendengar suara tembakan selama sekitar satu jam di rumah presiden di Kinshasa, yang dikenal dengan sebutan Istana Marmer dan biasanya dijaga ketat oleh tentara. Sebuah helikopter terlihat terbang dari Istana Marmer dan mendarat di salah satu rumah sakit utama Kinshasa.

Sejumlah spekulasi muncul mengenai penembakan Presiden Kabila. Beberapa pihak menilai insiden itu menjadi bagian dari upaya kudeta terhadap presiden.

Sebuah penyelidikan menyimpulkan, pembunuhan itu telah direncanakan sebagai bagian dari rencana internasional untuk menggulingkan presiden. Pelaku penembakan itu sendiri dilaporkan telah ditembak mati.

Tidak ada konfirmasi dari Pemerintah Kongo mengenai kematian Presiden Kabila hingga dua hari pascapenembakan. Putra Kabila, Joseph Kabila, dinyatakan siap mengambil alih kekuasaan ayahnya.

Dilansir dari BBC, satu tahun setelah penembakan, 80 orang diadili atas tuduhan ikut merencanakan pembunuhan tersebut. Pengadilan yang banyak dikritik oleh kelompok hak asasi manusia itu mendakwa 26 orang, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat Eddy Kapend.

Semua terdakwa dijatuhi hukuman mati dan tidak diberikan hak mengajukan banding. Pada November 2005 parlemen menyetujui amnesti bagi pelaku kejahatan 1996-2003 sebagai bagian dari transisi dari perang sipil ke pemilu yang demokratis pada 2006.

Kongo telah mengalami kekacauan sejak 1996, ketika pemberontak yang didukung Rwanda, meluncurkan perang melawan Presiden Mobutu Sese Seko. Pemberontakan mengantarkan pergantian Presiden Seko dengan Presiden Kabila pada 1997. Namun, Presiden Kabila juga menghadapi pemberontakan yang didukung oleh Rwanda dan Uganda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement