Senin 16 Jan 2017 10:19 WIB

Sejarah Hari Ini: Hitler Diami Bungker Bawah Tanah Hingga Tewas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Bungker yang didiami Adolf Hitler di masa akhir hidupnya di Berlin, Jerman.
Foto:
Tentara Amerika di Irak

Pada 16 Januari 1991 dini hari, PBB mengumumkan batas akhir penarikan pasukan Irak dari Kuwait. Pentagon menyatakan siap memulai serangan ofensif untuk mengeluarkan pasukan Irak secara paksa dalam invasi yang telah berlangsung selama lima bulan di negara yang kaya akan minyak tersebut.

Pesawat tempur pertama diluncurkan dari Arab Saudi. Kapal induk Amerika Serikat (AS) dan Inggris bersiaga di Teluk Persia untuk melakukan pengeboman terhadap Irak.

Sepanjang malam, pesawat tempur milik koalisi militer pimpinan AS menargetkan Kota Baghdad. Dunia menyaksikan peristiwa itu dari siaran televisi yang ditransmisikan melalui satelit dari Baghdad dan tempat lain.

Kemudian Gedung Putih secara resmi meluncurkan Operasi Badai Gurun sebagai kode nama serangan ofensif pasukan koalisi AS terhadap Irak. Operasi itu berada di bawah komando Jenderal Norman Schwarzkopf dan pasukan unggulan dari 32 negara, termasuk Inggris, Mesir, Prancis, Arab Saudi, dan Kuwait.

Selama enam pekan, pasukan sekutu terlibat perang udara besar-besaran dengan militer Irak. Pemimpin Irak, Saddam Hussein lalu meluncurkan serangan rudal SCUD terhadap Israel dan Arab Saudi.

Saddam berharap serangan rudal itu akan memprovokasi Israel agar terlibat dalam perang dan melarutkan dukungan negara-negara Arab. Namun, atas permintaan AS, Israel tetap berada di luar perang.

Pada 24 Februari, serangan darat besar-besaran dimulai. Militer Irak yang dilengkapi dengan senjata usang dan buruk, dengan segera merasa kewalahan menerima serangan.

Dilansir dari History, Kuwait dibebaskan dalam waktu kurang dari empat hari setelah itu. Mayoritas angkatan bersenjata Irak menyatakan menyerah dan mundur ke Irak.

Pada 28 Februari, Presiden George H W Bush menyatakan gencatan senjata, dan Irak berjanji menghormati koalisi serta perdamaian yang digagas PBB. Sebanyak 125 tentara Amerika tewas dalam Perang Teluk Persia, dan 21 lainnya dinyatakan hilang.

Pada 20 Maret 2003, perang kedua antara Irak dan koalisi pimpinan AS dimulai. Kali ini serangan AS bertujuan untuk menurunkan Saddam Hussein dari kursi kekuasaan dan menghancurkan senjata pemusnah massal, yang diisukan dimiliki oleh Irak.

Hussein ditangkap oleh unit militer AS pada 13 Desember 2003 dan tidak ada senjata pemusnah massal yang ditemukan. Meskipun Presiden AS George W Bush mengumumkan berakhirnya operasi tempur besar di Irak pada 1 Mei 2003, pemberontak terus melakukan perang gerilya yang menyebabkan ribuan kematian warga sipil.

Selanjutnya: Presiden Kongo Ditembak Mati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement