Ahad 29 Jan 2017 20:00 WIB

Siswa Tahun Pertama akan Diwajibkan Ikut Tes

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pemerintah Federal tengah mempertimbangkan akan memperkenalkan ujian wajib kemampuan menulis, matematika, dan membaca bagi pelajar tahun pertama. Langkah ini dikritik Partai Buruh tidak akan membantu memperbaiki peringkat pendidikan Internasional Australia.

Menteri Pendidikan Federal Australia, Simon Birmingham mengapakan sebuah panel ahli akan merancang serangkaian penilaian didalam ruangan kelas yang ‘ringan’ untuk membantu mengidentifikasi ketertinggalan anak-anak didik dalam hal kemampuan yang bersifat dasar. Keputusan ini dilakukan setelah laporan selama 3 tahun terakhir mengindikasikan kinerja pendidikan Australia tidak mengalami kemajuan.

Salah satu laporan — Kajian Tren Matematika dan Ilmu Pengetahuan Internasional (TIMSS), yang dirilis November 2016 lalu —menunjukan murid tahun 4 dan 8 di Australia turun peringkatnya di dunia internasional untuk pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan.

Menteri Pendidikan Simon Birmingham mengatakan tes wajib ini tidak akan "bersifat membenturkan’, tetapi penilaian ini memungkinkan orang tua, guru dan siswa tahu apakah diperlukan suatu intervensi dini atau tidak. "Tes ini lebih pada upaya mengidentifikasi dimana para pelajar yang berusia lebih muda dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka secara lebih efektif dan tepat. Dan jika mereka tidak mampu, memastikan dilakukannya intervensi lebih dini dapat dilakukan sehingga mereka tidak semakin jauh tertinggal,” katanya.

Sekolah lebih perlu pendanaan bukan tes

Rencana ini menuai kritik dari Partai Buruh dan organisasi Serikat Pendidikan Australia, yang menilai pemenuhan komitmen kebijakan pendanaan Gonski merupakan cara terbaik untuk meningkatkan hasil pencapaian oleh sektor pendidikan.

"Sekolah-sekolah tidak perlu ujian nasional lain lagi untuk mengatasi anak-anak yang membutuhkan pertolongan…yang mereka perlukan adalah sumber daya.. untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, "kata Presiden Serikat Pendidikan Australia, Coreena Haythorpe.

Sementara itu Wakil Pimpinan Partai Buruh, Tanya Plibersek mengatakan Australia berada pada posisi sedikit di bawah rata-rata jika berkaitan dengan pendanaan untuk sekolah-sekolah, dan kurang dari 10 persen pendanaan tambahan berbasis kebutuhan yang telah disampaikan. "Anda tidak bisa memperbaiki apa yang salah di sekolah-sekolah Australia ketika Anda memotong anggaran $30 milIar di sekolah-sekolah kami," katanya.

"Ini setara dengan pemotongan satu dari tujuh guru - itu berarti kurang perhatian satu murid satu guru atau ‘one-on-one’ untuk anak-anak kita, mereka menjadi kurang fokus pada kemampuan-kemampuan dasar.

Menteri Pendidikan Negara Queensland, dari Partai Buruh Kate Jones, juga mengatakan lebih banyak dana yang dibutuhkan. "Kita memiliki Menteri Pendidikan Federal yang hendak menerapkan ujian tambahan tapi tidak akan menempatkan tambahan dana $1 untuk memberikan dukungan bagi siswa yang berdasarkan ujian ditemukan memang membutuhkan dukungan tambahan,” katanya.

Sebuah dokumen kerangka referensi mengenai Ujian Bagi Siswa Tahun Pertama mengatakan panel ahli akan bekerja untuk mengembangkan ujian ini dan melaporkan hasilnya ke pemerintah pada akhir April mendatang.

Diterjemahkan pukul 17.45 WIB, 29/1/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement