Kamis 02 Feb 2017 11:16 WIB

Masyarakat Jepang Dukung Muslim AS Tolak Kebijakan Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang muslim ke Amerika di Bandara Internasional Philadelphia
Foto: Tracie Van Auken/EPA
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang muslim ke Amerika di Bandara Internasional Philadelphia

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Masyarakat Jepang merangkul Muslim Amerika Serikat (AS) dan menunjukkan dukungan penolakan terhadap kebijakan diskriminatif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump. Dukungan itu diberikan karena masyarakat Jepang pernah mendapatkan perlakuan serupa di Amerika.

Pada 19 Februari mendatang, warga keturunan Jepang-Amerika memperingati upaya diskriminasi yang pernah mereka terima 75 tahun lalu, di era Perang Dunia II. Saat itu, Presiden Franklin Delano Roosevelt, tokoh yang dikagumi Trump, mengeluarkan perintah agar warga keturunan Jepang, serta Jerman dan Italia, segera mendaftarkan diri ke Departemen Kehakiman untuk pendataan.

Muslim AS juga diundang untuk menghadiri peringatan tersebut. Menurut penyelenggara acara, ada satu orang Muslim Amerika yang akan menjadi pembicara dalam acara itu. Sejarah di balik peristiwa tersebut diabadikan di Japanese American National Museum, Little Tokyo, Los Angeles.

Di dalam museum itu, ada sebuah barak dari Heart Mountaincamp di Wyoming, tempat 120 ribu warga sipil Jepang ditahan selepas perang. Di dekat museum, ada Kuil Buddha Koyasan, tempat sejumlah warga Jepang-Amerika meninggalkan barang-barang mereka sebelum berbaris menunggu untuk diberangkatkan.

Menurut staf museum, perintah evakuasi warga Jepang-Amerika dipublikasikan di Fugetsu-Do, toko roti yang telah berdiri lebih dari dari 100 tahun di Los Angeles. Little Tokyo mengabadikan banyak hal yang terjadi selama Perang Dunia II, agar semua orang dapat mengingatnya.

Sebagian besar masyarakat berharap Little Tokyo dapat mencegah insiden diskriminasi untuk kembali terjadi di AS. Terlebih Pemerintahan Presiden Trump telah menggulirkan isu pendataan imigran dari negara-negara Muslim.

Selama bertahun-tahun sejak insiden 9/11 di New York, kejahatan kebencian marak ditujukan terhadap Muslim Amerika. Warga Jepang bersedia mengulurkan lengan untuk bersama-sama menciptakan keadilan sosial bagi Muslim Amerika.

Pada Desember 2015, saat Trump memulai kampanye diskriminatifnya terhadap Muslim, komunitas masyarakat Jepang dan Muslim menciptakan koalisi yang dinamakan #VigilantLove. Koalisi ini terus menyelenggarakan serangkaian unjuk rasa demi keadilan sosial.

Pada Kamis pekan lalu, mereka juga mengorganisir ratusan peserta untuk menolak kebijakan eksekutif Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim untuk mengunjungi AS.

"Jika ini terjadi di komunitas kami, kami selalu mengingat orang-orang yang mendukung kami. Ini tugas kami untuk memberi dukungan yang sama," kata Kristin Fukushima (29), Direktur Komunitas Little Tokyo yang kakek-neneknya menjadi korban tahanan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement