REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Presiden Joko Widodo menghubungi Emir Qatar Syeh Tamim bin Hamad Al Thani. Komunikasi melalui sambungan telepon tersebut dilakukan ketika Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat.
"Tadi malam saya menghubungi Syeh Tamim dari Qatar," ujar Joko Widodo ketika melakukan sesi tanya jawab di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Sabtu (10/6).
Selain menghubungi Emir Qatar, Presiden juga telah menghubungi sejumlah petinggi negara di kawasan Timur Tengah. Komunikasi ini terkait dengan konflik antara sejumlah negara Timur Tengah tersebut.
Bahkan untuk mengetahui persoalan ini lebih mendalam, Presiden telah menghubungi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Komunikasi ini dilakukan dua hari lalu.
Namun, dari komunikasi tersebut belum bisa diastikan permasalahan apa yang menimpa Qatar sehingga sejumlah negara memutus hubungan diplomatik. Apalagi benturan terhadap Qatar terlihat sangat keras.
"Saya belum bisa menyimpulkan," ujarnya.
Tujuh negara saat ini telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Ketujuh negara tersebut adalah Arab Saudi, Yaman, Mesir, Bahrain, Libia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Maladewa. Ketujuh negara ini menganggap bahwa Qatar mendukung kelompok militan seperti yang menamakan kelompok negara Islam (ISIS) dan Al Qaida.
Presiden menuturkan, saat ini dia memiliki hubungan yang cukup dekat secara personal. Hal tersebut membuat komunikasi dengan petinggi masing-masing negara di Timur Tengah lebih mudah. Pertemanan dengan para petinggi ini pun dijalankan karena Indonesia berharap bisa memiliki peran.
Salah satunya dengan membangun konsulat di Palestina. Meski sempat mendapat penolakan dari pihak Israel, tapi pemerintah Indonesia tetap mendirikan konsulat tersebut yang bertempat di Amman, Yordania.