Selasa 04 Jul 2017 19:20 WIB

Inggris Berkomitmen Dukung Penyelesaian Krisis Teluk

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
Foto: AP/Michel Euler
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta semua pihak yang terlibat krisis di Teluk untuk menahan diri dan mengurangi ketegangan yang ada.

Ia mendesak agar semua pihak yang terlibat dapat menemukan solusi guna memulihkan kembali hubungan di antara negara-negara Teluk.

"Semua pihak perlu mengambil langkah mendesak untuk mengurangi situasi dan memulihkan situasi di GCC (Dewan Kerja Sama Teluk)," kata kantor May dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan laman Al Araby, Selasa (4/7).

May juga dilaporkan telah menjalin komunikasi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Dalam perbincangan via telepon tersebut, May mengungkapkan, Inggris berkomitmen untuk turut membantu dan menemukan solusi untuk mengakhiri krisis diplomatik terburuk yang pernah terjadi di Teluk.

"Inggris tetap berkomitmen untuk mendukung proses ini (penyelesaian krisis Teluk)," ujar May.

Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, pada 22 Juni lalu, telah mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar agar negara tersebut bisa terlepas dari blokade dan embargo.

Qatar diberi waktu 10 hari untuk memenuhi semua tuntutan tersebut. Baru-baru ini, keempat negara memberi tambahan waktu dua hari kepada Qatar guna merealisasikan 13 tuntutan terkait.

Adapun tuntutan keempat negara Teluk antara lain meminta Qatar menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, serta menutup saluran Aljazirah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement