Pada 5 Juli 2003, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah penyakit gangguan pernafasan akut (SARS) telah berakhir. Selama delapan bulan, penyakit ini telah menewaskan sekitar 775 orang di 29 negara.
Kasus pertama SARS, yang awalnya diyakini sebagai pneumonia, muncul di Provinsi Guangdong, Cina, pada November 2002. Pada 15 Februari 2003, Cina melaporkan 305 kasus pneumonia atipikal, yang kemudian diidentifikasi sebagai SARS.
Cina meminta maaf karena telah gagal memberi tahu otoritas kesehatan dunia tentang wabah ini dan terlambat melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Di negara ini, 350 orang meninggal akibat penyakit tersebut dan secara keseluruhan, SARS telah menginfeksi lebih dari 8.000 orang.
SARS segera menyebar ke wilayah tetangga, seperti Hong Kong dan Vietnam, dan kemudian menginfeksi seluruh dunia melalui udara. Pada Maret, seorang wanita Kanada di Toronto meninggal dunia karena SARS setelah kembali dari Hong Kong. Penyakit tersebut kemudian membunuh 44 orang di daerah Toronto.
WHO, pada 12 Maret 2003, mengeluarkan peringatan kesehatan global tentang SARS. Ketakutan akan penyakit ini menyebabkan banyak orang membatalkan perjalanan ke daerah-daerah yang terkena dampak.
Selain menyebabkan kerugian di sektor pariwisata, banyak perusahaan yang juga membatasi perjalanan ke Asia dan Ontario, Kanada. Piala Dunia Wanita FIFA 2003 yang telah dijadwalkan digelar di Cina, segera dipindahkan ke Amerika Serikat sebagai tindakan pencegahan.
Gejala utama SARS pada awalnya mirip flu, termasuk demam tinggi dan batuk kering. Pada beberapa kasus, penderita mengalami sakit kepala, diare, kekakuan, ruam, dan hilangnya nafsu makan, serta kesulitan bernapas antara dua hingga 10 hari setelah infeksi.
Dilansir dari History, SARS diketahui disebabkan oleh coronavirus SARS. Para ilmuwan belum menemukan bagaimana cara SARS menular, tapi mereka yakin penularan terjadi setelah ada kontak dengan penderita yang terkena infeksi.
Selanjutnya: Pesawat Jatuh di Toronto Tewaskan 108 Penumpang
Ikuti Whatsapp Channel Republika
