Rabu 26 Jul 2017 08:02 WIB

Ini Skenario Penghancuran Masjid Al-Aqsha

Masjid Al Aqsha
Foto:
Masjid Al Aqsha

Pada 1968, penggalian dilakukan dibagian selatan Masjid al-Aqsha,  dilanjutkan dengan penggalian bagian barat Masjid al-Aqsa sejak 1970. Sejumlah terowongan pun kemu dian dibuat dibawahnya.

Penggalian yang kerap menggunakan alat berat tersebut, telah menyebabkan keretakan pada struktur bangunan-banguan suci di atasnya. Pembangunan terowongan-terowongan di kompleks tersebut, juga dikecam karena akan melemahkan fondasi bangunan di atas nya, termasuk fondasi Masjid al-Aqsa.

Bahkan, beberapa bagian fondasi Masjid al-Aqsa telah runtuh dibuatnya. Alhasil, penggalian itu dicurigai bukan lagi sekadar untuk kepentingan arkeologis, tapi upaya ter struk tur dan sis tematis untuk meruntuhkan Masjid al-Aq sha, yang kelak diganti dengan Kuil Ketiga.

Penggalian tersebut, bukan hanya menuai protes dari Muslim, tapi juga dari berbagia kalangan, termasuk lembaga seperti PBB. Namun, tak ada satu pun yang mampu menghentikan Israel.

Januari 2014, misalnya, Maan News Agency, sebuah kantor berita di Palestina,melaporkan tim arkeologi Israel kembali melakukan penggalian di sekitar terowongan antara Masjid al-Aqsha dan Silwan.

Pihak Yayasan Masjid al-Aqsha menyatakan penggalian tersebut merupakan pro yek Israel untuk mem bangun biblical park, di area sekitar Kota Daud.

Taman itu luasnya 2.200 meter persegi, dan akan terkoneksi dengan sejum lah terowongan yang telah digali di bawah Masjid al-Aqsa. Sebagian terowongan yang dibuat Israel pernah runtuh, sehingga harus dibuka dari atas.

Akibatnya, rumah-rumah warga Palestina, jalan-jalan, dan masjid lokal terkena imbasnya. Dalam jangka panjang, penggalian yang di pusat kan di seputar al-Aqsha, mengancam kompleks suci itu. Peninggalan Nabi Sulaiman Kuil Sulaiman atau Haykal Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman sekitar tahun 962 SM. 

Dalam bahasa Ibrani, rumah suci tersebut bernama Bet Ha Mikdash, sedangkan dalam bahasa Arab disebut dengan nama Bayt al-Muqaddas atau Baitul Maq dis. Haykal tersebut pernah dua kali dihancurkan, bersama kehan curan Yerusalem.

Kehancuran Pertama terjadi saat Nebukadnezar menyerbu Kerajaan Yudea di Yerusalem pada tahun 597 SM. 

Penghancuran Kerajaan Yudea atau Yehuda, yang merupakan kera jaan terakhir Bani Israil —kelanjutan Kerajaan Daud dan Sulaiman — diikuti dengan digiringnya Bani Israil ke Babylonia, dan diperbudak di sana. Mereka dipulangkan ke Yerusalem oleh Cyrus Agung, saat penguasa Persia itu menaklukkan Baby lonia.

Cyrus Agung kemudian mem bangun Kuil Sulaiman, namun tak sampai selesai. Pembangunannya dirampungkan oleh Raja Herodus, penguasa Romawi di Yudea, sehingga kuil itu kerap pula disebut sebagai Kuil Herodus.

Kehancuran kedua terjadi saat Titus Flavius, komandan tentara Romawi, mengepung dan menghan curkan Yerusalem pada perang Yahudi-Romawi pada tahun 70. Titus belakangan menjadi Kaisar Romawi dari Dinasti Flavia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement