Selasa 22 Aug 2017 16:30 WIB

Laksamana AS: Diplomasi Kunci Selesaikan Krisis Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kepala Komando Pasifik Angkatan Laut AS, Laksamana Harry Harris, mengatakan, diplomasi adalah kunci utama untuk melawan ancaman rudal Korea Utara (Korut). Menurutnya, cara ini lebih penting daripada mempertimbangkan tindakan militer yang dapat memicu serangan nuklir mendadak.

Harris saat ini tengah berada di Korea Selatan (Korsel) untuk melakukan latihan militer tahunan bersama militer Korsel. Latihan ini oleh Korut disebut sebagai langkah yang dapat memicu konflik nuklir yang didalangi oleh AS dan Korsel.

"Jadi kami berharap dan kami bekerja untuk solusi diplomatik atas ancaman yang diajukan oleh Kim Jong-un," kata Harris kepada wartawan di sebuah pangkalan udara AS di Korea Selatan.

Korut telah melakukan uji coba rudal dan nuklir yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengabaikan semua kecaman, termasuk dari sekutu utamanya, Cina. Korut secara teratur mengancam akan menghancurkan Amerika Serikat.

AS dan Korsel memulai latihan militer gabungan yang telah lama direncanakan, pada Senin (21/8) yang disebut Guardian Ulchi Freedom. Oleh para sekutunya, latihan ini disebut murni defensif dan tidak bertujuan untuk meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Latihan dijadwalkan akan berakhir pada 31 Agustus dan melibatkan puluhan ribu tentara serta simulasi komputer yang dirancang untuk mempersiapkan perang dengan Korut.

Seorang juru bicara Angkatan Darat Korut mengancam pembalasan AS karena telah menyiapkan serangan perang agresi. Latihan militer AS digunakan sebagai alasan untuk melakukan serangan nuklir oleh Korut.

"AS akan dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya atas konsekuensi bencana yang diakibatkan oleh manuver perang agresif yang sembrono tersebut, karena ia memilih sebuah konfrontasi militer,"ujar juru bicara yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita resmi Korut, KCNA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement