Selasa 17 Oct 2017 11:21 WIB

Kejahatan Siber Makin Canggih, Dunia Diminta Lebih Bersiap

Chris Painter mengatakan, ancaman cyber telah meningkat dan kita telah memasuki ‘periode yang sangat tidak stabil.
Foto:

Bisakah serangan siber menimbulkan perang?

Tentu saja, menurut Painter. Pada 2016, ia bersaksi di hadapan Kongres AS untuk menekankan poin ini. "Sama seperti di dunia fisik, kita tidak memerlukan aturan yang berbeda untuk dunia maya dari yang kita lakukan di dunia fisik. Jika hal itu menyebabkan hilangnya nyawa dan kehancuran, itu bisa menjadi perang," katanya.

"Misalnya, NATO memutuskan bahwa Pasal 5 -yakni ketika Anda harus secara kolektif menanggapi ancaman -bisa dipicu oleh peristiwa di dunia maya, seperti peristiwa fisik."

Alih-alih hukum yang mengikat, saat ini kami memiliki prinsip, norma dan kesepakatan yang menjaga keamanan dunia maya dari berbagai aktor yang mengancam.

"Kami [AS] mencapai kesepakatan dengan China -jangan mencuri kekayaan intelektual untuk keuntungan sektor komersial Anda. Australia baru-baru ini mencapai kesepakatan itu juga," kata Painter.

Tapi masalahnya adalah bahwa norma berubah, dan kita masih membutuhkan konsekuensi yang bisa diterapkan untuk para penjahat siber.

"Jika tidak ada konsekuensi bagi orang-orang yang melanggar norma-norma ini, jika tidak ada konsekuensi bagi aktor jahat, Anda menciptakan norma itu sendiri bahwa tindakan buruk itu baik-baik saja.”

"Jadi kita perlu memiliki konsekuensi. Kita memang perlu memiliki upaya pencegah di dunia maya."

Adakah yang aman dari serangan siber?

Setelah 27 tahun bekerja menangani kejahatan cyber, Painter mengatakan ia telah melihat taruhannya berubah dan kecanggihan kejahatan ini meningkat. "Ini benar-benar seperti aksi balas dendan di mana kita harus mempertahankan pertahanan kita dan kita harus memiliki konsekuensi bagi mereka yang melanggar pertahanan tersebut," katanya.

Tapi bagaimana jika serangan siber dilakukan bukan oleh satu individu nakal saja, tapi pemerintah dari sebuah negara?

"Melawan negara-negara bangsa, Anda harus memiliki perangkat lengkap yang dimiliki negara. Anda memiliki sanksi, Anda memiliki tekanan diplomatik, Anda memiliki masalah ekonomi dan masalah lainnya dan masalah penegakan hukum.”

Tapi secara keseluruhan, menurut Painter, ancaman siber makin meningkat, dan kita telah memasuki "periode yang sangat tidak stabil".

"Ada banyak ancaman dari berbagai aktor berbeda -peretasan komersil terhadap negara-negara bangsa seperti Rusia yang berusaha memengaruhi sistem demokrasi," sebutnya.

"Kita seharusnya lebih baik dalam mempertahankan diri, lebih baik dalam merespon, lebih baik dalam berkolaborasi secara internasional, tapi masih banyak jalan lain yang harus ditempuh."

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/kejahatan-cyber-makin-canggih-negarabangsa-diminta-lebih/9057248
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement