REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Amerika Serikat (AS) disarankan untuk melakukan diplomasi langsung dengan Korea Utara (Korut) sebelum memberlakukan sanksi terkait program nuklir mereka. Hal itu disampaikan kepala Kepala negosiator AS untuk Korut Joseph Yun.
"Kita harus melakukan diplomasi langsung begitu juga terkait sanksi berdasarkan kebijakan yang didasarkan pada tekanan dan keterlibatan diplomasi AS," kata Joseph Yun seperti diwartakan Reuters, Jumat (15/12).
Yun merupakan perwakilan khusus AS untuk Korut terkait diplomasi. Rencananya, Yun akan terbang ke Jepang dan Thailand untuk menemui pemerintah setempat dan membahas sanksi yang akan diberlakukan menyusul tes rudal jelajah antarbenua (ICBM) Korut.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson sebelumnya menawarkan negosiasi langsung tanpa pra-syarat kepada Kim Jong Un. Namun, Tillerson mengatakan, pembicaraan itu tidak akan terjadi jika Korut belum mengubah kebijakan program nuklir mereka.
Sanksi juga akan dijatuhkan pemerintah Jepang kepada Korut terkait program nuklir mereka. Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, Jepang akan membekukan lebih dari 19 aset institusi Korut.
Sementara, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, penyelesaian konflik senjata Korut harus diselesaikan melalui perundingan bukan perang. Pernyataan itu dilontarkan Xi usai bertemu Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in
Dalam pertemuan di Beijing itu, Xi berkata kepada Moon jika denuklirisasi Semenanjung Korea harus dipaksakan dengan mengesampingkan perang dan kekacauan. Dia melanjutkan, penyelesaian konflik tersebut harus diselesaikan melalui dialog dan konsultasi.
Advertisement