REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Iran mengungkapkan jika kesepakatan nuklir mereka tidak akan bisa dibatalkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebab, kesepakatan nuklir tersebut disetujui oleh enam negara adikuasa lainnya.
"Kesepakatan nuklir tidak akan rusak, mereka salah jika yang berharap Trump menggagalkan hal itu," kata Presiden Iran Hassan Rouhani seperti dilaporkan Reuters, Selasa (19/12).
Donald Trump sebelumnya menilai Iran gagal dalam memenuhi sertifikasi kesepakatan nuklir yang dicapai pada 2015 lalu. Hal itu disampaikan Presiden AS ke-45 pada Oktober kemarin.
Keputusan Trump membuat kongres Amerika Serikat memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah sanksi terhadap Iran akan dijatuhkan kembali. Kongres lantas melempar balik keputusan diberlakukannya sanksi kepada presiden.
Trump memiliki waktu hingga pertengahan Januari tahun depan untuk memutuskan sertifikasi dan sanksi terhadap Iran tersebut. Kesepakatan nuklir itu membuat Iran lepas dari sanksi yang dijatuhkan kepada mereka tahun lalu. Sebagai gantinya, Teheran harus mengekang program nuklir mereka.
Kesepakatan ini tercapai melalui negosiasi panjang dan alot. Tujuan dari kesepakatan ini adalah satu, yakni memastikan bahwa penggunaan nuklir Iran hanya terbatas pada kepentingan sipil dan bukan untuk keperluan militer.
Iran menegaskan, akan tetap berpegang pada perjanjian nuklir selama lima negara anggota dewan keamanan PBB lainnya berkomitmen pada kesepakatan tersebut. Sebaliknya, Teheran siap menghancurkan kesepakatan itu jika Negeri Paman Sam menolak sertifikasi nuklir mereka.
Sementara, Iran menegaskan bakal menambah daya jangkau maksimal misilnya jika mendapat ancaman dari Eropa. Komandan militer mengklaim Teheran akan meningkatkan jarak jangkauan misilnya yang saat ini mencapai 2.000 kilometer. Jarak tersebut menempatkan hampir seluruh daratan Eropa di luar jangkauan misil Iran.
Amerika Serikat sebelumnya mengajak dunia global bersama-sama melawan Iran dan pengaruhnya di timur tengah. Negeri Paman Sam menyebut Iran merupakan akar dari semua masalah di kawasan tersebut.
Ajakan koalisi itu disampaikan perwakilan AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nikki Haley. Dia menyampaikan hal tersebut sambil memperlihatkan sisa-sisa senjata rudal balistik buatan Iran yang disebut dipasok ke Houthi di Yaman.