Senin 29 Jan 2018 16:56 WIB

Ledakan Bom di Kabul Menyebabkan Afghanistan Berduka

Sedikitnya 103 orang tewas dan 235 terluka dalam serangan bom Sabtu lalu itu.

Para lelaki di Kabul memwa keranda jenasah para korban pengeboman.
Foto: saudigazette.com
Para lelaki di Kabul memwa keranda jenasah para korban pengeboman.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Afghanistan pada hari Ahad lalu menyatakan hari berkabung nasional. Ini karena banyaknya jumlah korban yang terbunuh oleh sebuah bom besar yang disembunyikan di sebuah ambulans di Kabul mencapai 100 orang.

Bahkan terlihat meningkatnya situasi ancamam keamanan yang tajam setelah pemberontak mengebom kota tersebut untuk kedua kalinya dalam seminggu.

Sedikitnya 103 orang tewas dan 235 terluka dalam serangan bom sewaktu makan siang pada Sabtu lalu yang diklaim oleh Taliban itu. Pengeboman ini menyebabkan kepanikan di ibukota negara yang tengah dilanda perang. Alhasil  banyak rumah sakitvdi kota itu menjadi penuh pasien.

Kabul kini tetap siaga tinggi saat istana kepresidenan mengumumkan hari berkabung nasional untuk hari Ahad dengan kibaran bendera terbang setengah tiang. Serangan tersebut merupakan salah satu hal terburuk yag terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Pusat kota Kabul menjadi sangat sepi pada hari Ahad lalu, meski itu hari kerja yang normal di Afghanistan. Hanya dengan sedikit lalu lintas dan sedikit orang di jalan.

Sebaliknya, berbagai pos pemeriksaan keamanannya telah ditingkatkan, terutama di jalanan dekat lokasi ledakan. Ini karena kota ini bersiap atas kemungkinan terjadinya kekerasan lebih lanjut.

Sebuah peringatan keamanan yang dikeluarkan pada hari Ahad lalu juga telah memperingatkan bahwa kelompok Talian dan Isis - yang mengklaim sebuah serangan mematikan di kantor Save the Children di Afghanistan timur pada hari Rabulalu - berencana untuk menyerang toko swalayan dan toko di Kabul yang sering dikunjungi oleh orang asing.

Presiden AS Donald Trump menyerukan "tindakan tegas" terhadap Taliban atas serangan tersebut. Para pemimpin internasional lainnya juga mengecam serangan tersebut.

Pihak berwenang Afghanistan memberikan perasaan dukanya kepada korban tewas pada hari Ahad itu atau untuk mereka  terluka dalam ledakan besar tersebut. "Sayangnya sejumlah orang yang terluka sudah meninggal di rumah sakit. Jumlah martir sekarang 103 dan yang terluka adalah 235, "kata Menteri Dalam Negeri Wais Barmak.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Waheed Majroh mengatakan kepada wartawan pada hari Ahad  yang lalu bahwa sebagian besar korban luka adalah laki-laki.

Orang-orang biasa Afghanistan membawa soal pengeboman ini ke media sosial untuk mengungkapkan kesedihan dan terus memburuknya jaminan keamanan saat militan Taliban dan ISIS meningkatkan serangan ke Kabu. Pengeboman ini telah mengubah Kabul menjadi salah satu tempat paling mematikan di Afghanistan bagi warga sipil.

"Kami sangat patah hati di Kabul sekarang. Kami tidak tahu bagaimana memulai hari baru kami," Freshta Karim menulis di Twitter.

"Haruskah kita tinggal di rumah atau pergi kerja.  Haruskah kita bertemu teman kita dan menangis atau haruskah kita memaksakan diri untuk menciptakan ilusi harapan? Bagaimana Anda memulai hari Anda di Kabul? " ujarnya lagi.

Naser Danesh daam tweetednya menyatalan: "Di Kabul memulai hari tanpa ledakan itu akan menjadi kejutan. Kita hanya bisa membayangkan hari semacam itu. "

Di Facebook, Naweed Qaderi menulis: "Sangat memalukan bagi pemerintah. Mereka berulang kali gagal melindungi orang. Para pemimpin harus kehilangan anak laki-laki atau perempuan untuk merasakan sakitnya orang-orang miskin. "

Ledakan itu terjadi di daerah keramaian kota dimana beberapa organisasi berprofil tinggi termasuk Uni Eropa memiliki kantor. Kekuatan ledakan tersebut mengguncang jendela bangunan yang jaraknya ratusan meter dan menyebabkan beberapa bangunan bertingkat rendah di sekitarnya langsung runtuh. Adegan serangan itu bercampur dengan bertebarannya dengan bagian tubuh, darah d,an puing-puing. Anak-anak termasuk kelompok korban yang terluka.

Pemerintah telah menyalahkan jaringan kelompok Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban. Para pejabat Afghanistan dan Barat mencurigai terlibat setidaknya dalam beberapa serangan terakhir di ibukota tersebut.

Pembom bunuh diri tersebut melewati setidaknya satu pos pemeriksaan di ambulans, dengan mengatakan bahwa dia membawa pasien ke rumah sakit Jamhuriat. Itu pernyataan seorang juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan pada hari Sabtu lalu itu.

sumber : AFP/Saudigazette.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement