Rabu 18 Apr 2018 16:30 WIB

Indonesia Dukung Perlindungan Situs Budaya di Palestina

Dua situs warisan budaya dunia ada di Palestina.

(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendukung upaya perlindungan dua situs warisan budaya dunia yang berada di Palestina. Hal itu disampaikan Wakil Tetap RI untuk UNESCO Hotmangaraja Pandjaitan dalam pembahasan mata agenda 25 mengenai "Occupied Palestine" di sidang sesi ke-204 Dewan Eksekutif United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris, Prancis.

"Sejalan dengan arahan Menlu Retno Marsudi bahwa Palestina selalu berada dalam detak jantung diplomasi Indonesia, kami memandang pentingnya peran UNESCO dalam melindungi Kota Tua Jerusalem dan Tembok Jerusalem, serta upaya untuk rekonstruksi dan pembangunan Gaza dan dua situs warisan budaya di Hebron dan Bethlehem," kata Hotmangaraja Pandjaitan dalam keterangan pers KBRI Paris, Prancis yang diterima di Jakarta, Rabu (18/4).

Dubes Hotmangaraja menegaskan bahwa situs warisan yang tertulis di Palestina harus dilestarikan sebagai warisan budaya dunia yang utuh dan tidak terpisah satu sama lain.

Hal itu, menurut dia, disebabkan situs-situs tersebut tidak hanya berfungsi sebagai wujud budaya atau peradaban suatu bangsa tertentu, melainkan juga gambaran lengkap dari sejarah manusia yang beragam.

Dua situs warisan budaya dunia di Palestina yang diupayakan perlindungannya oleh UNESCO adalah "Al Haram Al Ibrahim" (Makam para Pendiri) di Hebron dan Mesjid Bilal Ibn Rabah (Makam Rachel) di Bethlehem.

Selanjutnya, dalam pembahasan mata agenda ke-26 mengenai pelaksanaan resolusi mengenai lembaga pendidikan dan kebudayaan di wilayah Arab yang diduduki, Dubes RI untuk UNESCO telah menyampaikan bahwa Indonesia terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan Palestina dalam rangka konservasi situs warisan budaya serta promosi pariwisata.

Pada 11-25 Maret 2017, Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan "International Training Workshop on Tourism and Antiquities for Palestinians" di Yogyakarta.

Pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan keahlian warga Palestina, yang sebagian besar bekerja sebagai manajer dan direktur konservasi di kota-kota bersejarah seperti Bethlehem, Yerusalem dan Nablus.

"Laporan tindak lanjut upaya UNESCO untuk konservasi situs warisan budaya di Palestina akan diajukan pada Sidang sesi ke-205 Dewan Eksekutif UNESCO.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement