Rabu 02 May 2018 15:56 WIB

Orangtua di Australia Diminta Waspadai Iklan untuk Anak-Anak

Menurut pakar, iklan promosi yang ditujukan untuk anak-anak mungkin tidaklah benar.

 Sebuah iklan yang mempromosikan kegiatanh di tepi pantai Adelaide dianggap mencurigakan.
Foto: Reuters: Thomas Hodel
Sebuah iklan yang mempromosikan kegiatanh di tepi pantai Adelaide dianggap mencurigakan.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Polisi sedang menyelidiki kemungkinan kaitan antara iklan daring yang ditujukan bagi anak-anak di Adelaide. Baru-baru ini di Perth, nama saluran televisi anak-anak Nickelodeon telah digunakan untuk memancing anak-anak.

Pakar perlindungan anak memperingatkan orang tua untuk waspada. Mereka mengatakan adanya cara baru untuk menargetkan anak-anak lewat sejumlah kegiatan acara palsu yang terkait dengan budaya populer.

Contoh terbarunya adalah sebuah acara kegiatan yang digelar di wilayah Glenelg, tepi pantai Adelaide, baru-baru ini diiklankan di sebuah halaman jejaring sosial dengan mengatasnamakan saluran kartun ternama dunia. "Secara khusus ditujukan bagi anak-anak berusia antara 10 hingga 14 tahun, dan menyarankan agar anak-anak diantar dan diturunkan di tempat tersebut," kata Senior Constable Tim Sydenham kepada Radio Adelaide.

"Beberapa orang tua curiga dengan kebenarannya dan mencoba menghubungi pihak penyelenggara, tetapi kemudian diblokir sehingga mereka melaporkan masalah ini ke polisi. Kami telah mengecek sendiri dan menemukan tidak ada kaitan dengan lokasi atau saluran jaringan kartun tersebut."

Iklan tersebut kini sudah dihapus. Polisi sedang mencoba mencari tahu apakah motifnya untuk uang atau upaya para predator untuk memikat anak-anak. Ibu korban mempertanyakan iklan acara.

Motif iklan terbaru mungkin masih belum jelas. Namun, juru kampanye anak, Sonya Ryan, yang putrinya dibunuh oleh seorang pedofil setelah menghubunginya secara daring, mengatakan jelas bahwa niat iklan tersebut tidak baik.

"Fakta bahwa kegiatan diiklankan di halaman 'Jual Beli' langsung membuat saya curiga," katanya.

Saat polisi memilih untuk tidak mencari lebih jauh soal iklan, mereka mendapat kemiripan iklan kegiatan yang baru-baru ini dilaporkan di Perth.

Seorang perempuan sedang tersenyum. Photo: Carly Ryan dibunuh oleh pria berusia 50 tahun yang mengaku anak remaja di dunia maya. (Koleksi pribadi)

Dalam kasus tersebut, di bagian halaman Jual Beli Facebook, ada pengumuman bahwa studio Nickelodeon baru saja dibuka dan mengajak anak-anak berusia 10-15 tahun untuk mengikuti audisi.

Sonya juga menunjuk kasus lain, yaitu seorang dosen hukum Brisbane dituduh menyamar sebagai penyanyi pop Justin Bieber untuk meminta gambar vulgar dari anak-anak muda di luar negeri.

Iklan tak terpecaya memiliki tanda peringatan

Pakar keamanan dunia maya di Australia, ​​Susan McLean, mengatakan, ada tanda-tanda peringatan bahwa iklan promosi yang ditujukan untuk anak-anak mungkin tidaklah benar. Ia mengatakan, perusahaan seperti Nickelodeon dan Disney sangat tidak mungkin mempromosikan acara kegiatan mereka di halaman Facebook yang tidak resmi.

"Mungkin saja melakukannya di halaman Facebook mereka sendiri, tetapi mereka tidak pernah melakukannya secara umum di jejaring sosial," ujarnya.

"Hubungi organisasinya. Jika mereka mengaku berasal dari Nickelodeon, dari Disney, dari Barbie, dari Mattel, hubungi organisasi sebenarnya dan tanya, 'Apakah Anda menggelar sebuah acara?'"

"Jika Anda tidak yakin benar, jangan antar dan turunkan anak Anda di acara itu."

Predator mencoba menciptakan 'peluang baru'

Salah satu direktur Pusat Perlindungan Anak Australia, Profesor Leah Bromfield, mengatakan, media sosial adalah "terobosan terbaru" bagi lembaga penegak hukum untuk melacak para pedofil. "Dalam kasus ini, kami memiliki orang tua yang telah melakukan persis apa yang kami inginkan dari orang tua, yakni mereka ingin tahu, mereka mengajukan pertanyaan," katanya.

 

Ketika tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, menurut dia, mereka memberi tahu polisi. "Ada aturan yang sangat ketat di mana Anda dapat menurunkan dan meninggalkan anak-anak Anda di sebuah tempat, dan jika aturan-aturan tidak dilakukan maka mencurigakan," tutur Bromfield.

Ia mengatakan ini "bukanlah sesuatu" yang ia lihat sebelumnya. "Predator seks terhadap anak-anak akan mencari peluang untuk menyalahgunakan mereka, dan ketika kita menutup lebih banyak lagi celah maka mereka akan mencoba dan menciptakan peluang baru," katanya.

Susan, yang menjalankan organisasi untuk menyadarkan keselamatan dunia maya, mengatakan, haruslah mudah bagi polisi untuk melacak mereka yang bertanggung jawab.

"Perusahaan-perusahaan jejaring sosial bekerja sangat erat dengan para penegak hukum di seluruh dunia. Jadi, ini adalah urusan polisi lokal di Australia Selatan yang menghubungi situs media sosial yang relevan lewat portal penegakan hukum," katanya.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-05-02/waspadai-iklan-untuk-anak/9720030
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement