Sabtu 12 May 2018 05:30 WIB

Pemilu Malaysia dan Misteri Pembunuhan Wanita Asal Mongolia

Najib Razak membantah terlibat dalam kasus pembunuhan Altantuya Shaariibuu.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Barisan Nasional (BN) Dato Seri Najib Razak dikerubuti wartawan seusai melakukan jumpa pers mengenai hasil Pemilihan Umum Ke-14 yang dimenangkan Koalisi Pakatan Harapan (PH), di Gedung PWTC, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (10/5).
Foto:
Najib Razak

Banyak pihak yang mendesak agar Sirul membeberkan kasus tersebut melalui wawancara dari balik jeruji di Villawood. Tetapi segera setelah itu, akses terhadap Sirul menjadi menjadi terbatas bagi para jurnalis.

Beberapa permintaan dari Guardian telah ditolak oleh pemerintah Australia. Namun, pemerintah telah mengizinkan pejabat Malaysia dan perantara mereka untuk bertemu dengannya secara teratur.

Pada awal 2016, tiga rekaman video Sirul muncul di situs berita Malaysiakini. Pada video tersebut, ia menarik kembali kesaksiannya yang bisa menjerat Najib. "Demi Tuhan, Perdana Menteri yang paling terhormat Najib Abdul Razak tidak pernah terlibat dan tidak memiliki kaitan dengan kasus ini," katanya.

Baca Juga:  Najib Razak Nyatakan Terima Hasil Pemilu Malaysia. 

Pada saat video itu dirilis, Najib juga sedang dilanda skandal korupsi 1MDB senilai miliaran dolar. Dalam kasus tersebut, sejumlah 681 juta dolar AS dari dana investasi negara diduga telah ditransfer ke rekening bank pribadi perdana menteri. Najib mengklaim itu adalah hadiah dari keluarga Kerajaan Saudi.

Najib menyangkal dirinya dari kesalahan apa pun. Namun saat ini ia terancam penyelidikan atas mega skandal tersebut usai kalah dalam pemilu yang cukup bersejarah di Malaysia.

Greg Lopez, seorang ahli Malaysia di Murdoch University, Australia Barat, mengatakan pemerintahan baru di Kuala Lumpur kemungkinan akan membuka kembali kasus Altantuya. "Kenyataannya tidak ada motif untuk pembunuhan yang pernah dibuat, sehingga patut diduga bahwa pembunuhan telah disponsori negara dan itu perlu diselidiki secara menyeluruh. Najib bisa berada dalam situasi yang sangat berbahaya," ujarnya.

Greg yakin perdana menteri baru Malaysia, Mahathir Mohamad, akan berusaha untuk mengubah hukuman Sirul dan membawanya kembali ke Malaysia.

Selain itu, Greg juga mempertanyakan mengenai hubungan antara pemerintah Australia dan Najib. Bagaimana bisa seorang individu, yang diadili karena pembunuhan di salah satu kasus paling tinggi di kawasan itu diizinkan untuk datang ke Australia dengan visa turis dan mengapa pejabat Malaysia diizinkan untuk mengunjungi dan tampaknya memanipulasi dia dalam tahanan ? Pertanyaan-pertanyaan itu tidak pernah dijawab dengan memuaskan oleh pemerintah Australia," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement