Jumat 25 May 2018 01:58 WIB

Najib Razak Kembali Diperiksa

Pria 64 tahun itu menjalani enam jam sesi tanya jawab dengan tim MACC.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Agung Sasongko
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).
Foto: AP/Vincent Thian
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak kembali diperiksa oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC). Dia mendatangi markas besar MACC untuk putaran kedua interogasi pada Kamis (24/5) waktu setempat.

Razak datang ke MACC sekitar pukul 09:45 pagi dan segera masuk ke dalam ruangan setelah melambaikan tangan kepada kerumunan jurnalis. Dia diperiksa atas dugaan penyelewengan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Pria 64 tahun itu menjalani enam jam sesi tanya jawab dengan tim MACC yang baru rampung pada pukul 16:30. Laman Channel News Asia melaporkan, Razak mendapat waktu istirahat selama 45 menit dan ada jeda untuk menjalankan ibadah.

"Saya telah menjawab semua pertanyaan dengan kemampuan terbaik saya. Mereka mengatakan sesi tanya jawab saya sudah berakhir," katanya kepada wartawan sebelum meninggalkan lokasi.

photo
Karikatur Malaysia Belajar dari Reformasi Indonesia

Pada Selasa, Razak mulai menjelaskan transfer sebesar 42 juta ringgit Malaysia (setara 10,6 juta dolar AS) ke rekening banknya. Dalam konferensi pers di hari yang sama, Ketua MACC Mohd Shukri Abdull mengatakan Najib dibawa untuk ditanyai tentang SRC International.

SRC dibentuk pada 2011 oleh pemerintah Najib untuk mengejar investasi luar negeri, menjadi unit dari 1MDB sebelum dipindah ke Kementerian Keuangan pada tahun 2012. Pada September 2009, 1MDB memiliki usaha patungan 2,5 miliar dolar AS dengan perusahaan minyak swasta.

Polisi telah menggerebek properti yang terkait dengan Razak dan istrinya, Rosmah Mansor, menyita simpanan besar tas, uang tunai, serta perhiasan. Sumber kepolisian mengatakan jumlah total uang tunai yang disita berjumlah lebih dari 110 juta ringgit.

Namun, Razak berkeras tidak mencuri uang publik. Dia justru melancarkan protes kepada pemerintah yang saat ini menjabat dengan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab menyebabkan pasar saham jatuh dan utang nasional yang sangat besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement