Senin 30 Jul 2018 06:01 WIB

Mantan PM Pakistan Dipindahkan dari Penjara ke Rumah Sakit

Mantan PM Pakistan Nawaz Sharif divonis 10 tahun penjara oleh pengadilan antikorupsi

Nawaz Sharif
Foto: AP/K.M. Chaudary
Nawaz Sharif

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Mantan perdana menteri (PM) Pakistan yang sedang dipenjara, Nawaz Sharif, pada Senin (30/7) dibawa ke rumah sakit di Islamabad karena diduga mengalami masalah jantung, kata pejabat pemerintah dan partai Sharif. Sharif dan putrinya, Maryam, ditangkap pada 13 Juli, beberapa menit setelah mereka kembali dari Inggris untuk mencoba membangkitkan partai PML-N yang melemah menjelang pemilihan umum pada 25 Juli.

Pengadilan antikorupsi pada 6 Juli menjatuhkan hukuman penjara 10 tahun kepada Sharif. Sementara putri Sharif, yang juga ahli waris politiknya, divonis tujuh tahun penjara terkait pembelian beberapa apartemen mewah di London pada 1990-an.

Mereka dipindahkan ke penjara Adiala di kota garnisun Rawalpindi. "Setelah pada awalnya menolak dipindahkan ke Lembaga Ilmu Kesehatan Pakistan, Sharif setuju dirawat di luar penjara sesudah berembuk dengan dokter pribadinya," kada PML-N melalui Twitter pada Ahad (29/7) malam.

"Dokter di penjara Adiala mengamati perubahan pada ECG (elektrokardiogram) Nawaz Sharif," kata Kepala Menteri Punjab Hasan Askari Rizvi.

"Kami tidak bisa mengambil risiko soal kondisi kesehatan Sharif," kata Rizvi.

Selama kampanye pemilu, Sharif mengatakan militer mempengaruhi kehakiman untuk mencegahnya mendapatkan periode kedua tapi militer membantah tuduhan tersebut. Pakistan didirikan pada 1947 dan sejak itu militer menjalankan kekuasaan sekitar setengah masa dari sejarah keberadaan negara itu.

Pada pemilihan umum itu, partai tempat Imran Khan berasal, Pakistan Tehreek-e-Insaf atau Gerakan Pakistan untuk Keadilan (PTI), muncul sebagai partai tunggal terbesar. PTI berhasil menyapu 16,86 juta suara, jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya.

PTI mengalahkan partai Sharif, Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N), yang bertengger di posisi kedua dengan perolehan 12,89 juta suara. PTI pada Sabtu membuka pembicaraan soal koalisi dengan setidaknya satu partai lebih kecil serta sejumlah politisi independen.

Pemantau Uni Eropa mengatakan beberapa partai berada pada posisi kurang menguntungkan. Pemantau dari Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran serupa.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement