Narváez sebelumnya memainkan peran dalam upaya mengamankan jalur perjalanan Edward Snowden setelah bocornya materi rahasia NSA pada 2013. Narváez memberi mantan kontraktor NSA itu jaminan keamanan saat meninggalkan Hong Kong ke Moskow, di mana Snowden akhirnya memperoleh suaka .
Pada saat itu, presiden Ekuador, Rafael Correa, mengatakan Narváez telah mengeluarkan izin tanpa sepengetahuan pemerintah. Media Spanyol, Univision, melaporkan Narváez bepergian ke Moskow pada hari yang sama saat ia mengeluarkan dokumen perjalanan untuk Snowden. Sumber-sumber lain telah menguatkan laporan ini.
Rencana pelarian Assange pada malam Natal dibatalkan hanya beberapa hari menjelang eksekusi. Rommy Vallejo, kepala badan intelijen Ekuador, diduga melakukan perjalanan ke Inggris sekitar 15 Desember 2017 untuk mengawasi operasi. Ia lalu meninggalkan London saat rencana itu dibatalkan.
Pada Februari, Vallejo berhenti dari pekerjaannya dan diyakini berada di Nikaragua. Dia sedang diselidiki atas dugaan penculikan pada 2012 dari saingan politik untuk Correa. Presiden baru Ekuador, Lenin Moreno, mengatakan, dia ingin Assange meniñggalkan kedutaan.
Pengekangan Dikecam
Pada Maret pemerintah di Quito memotong akses internetnya dan membatasi pengunjungnya. Melinda Taylor, seorang pengacara yang mengkhususkan diri dalam hak asasi manusia dan hukum pidana internasional yang mewakili Assange, mencela pengekangan Assange di kedutaan.
“Saya pikir ini mengejutkan Assange telah ditahan sewenang-wenang selama kurang lebih delapan tahun karena menerbitkan bukti kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia. Inggris dapat mengakhiri situasi ini hari ini, dengan memberikan jaminan bahwa Assange tidak akan diekstradisi ke Amerika Serikat," katanya.
Salah satu batu sandungan dari operasi ini adalah penolakan Inggris untuk memberikan perlindungan diplomatik kepada Assange. Berdasarkan hukum Inggris, para diplomat kebal dari tuntutan pidana jika surat kepercayaan diplomatik mereka telah diterima oleh Pemerintah Inggris. Ini bukan pertama kalinya Assange berusaha mencari perlindungan di Rusia.
The Associated Press melaporkan pekan ini, pendiri WikiLeaks tersebut mencoba mendapatkan visa Rusia. Dia menandatangani surat pada November 2010 yang memberikan kuasa kepada temannya Israel Shamir.
Shamir akan mengantarkan paspor Assange ke konsulat Rusia dan mengambilnya setelah itu. Pada saat itu Assange sedang menghadapi tuduhan pemerkosaan dan serangan seksual terhadap dua wanita di Swedia.
Pada 2012 ia mencari suaka di kedutaan Ekuador setelah kalah dalam perang melawan ekstradisi di Mahkamah Agung. Assange menyangkal apa yang dituduhkan kepadanya. Otoritas Swedia akhirnya menghentikan kasus itu setelah status hukumnya berakhir. Assange lalu ditangkap karena melanggar jaminan.
Selama kampanye presiden AS, Donald Trump memuji WikiLeaks karena merilis email yang merugikan Clinton. Catatan pengunjung rahasia yang diperoleh oleh Guardian mengungkapkan, Assange menerima beberapa warga Rusia selama musim panas 2016, termasuk tokoh senior dari media, RT, saluran propaganda internasional Kremlin.
Pada Maret 2017 WikiLeaks mempublikasikan dokumen rahasia CIA. Assange yakin hakim utama mendakwanya atas kebocoran data ini. "Jika dia meninggalkan kedutaan, AS akan meminta ekstradisinya," kata pengacaranya.
Pemerintah Ekuador menolak berkomentar. Kedutaan Rusia di London berkicau pada Jumat bahwa pemberitaan Guardian adalah contoh lain dari disinformasi dan berita palsu oleh media Inggris.