Jumat 15 Feb 2019 23:14 WIB

Ribuan Orang Unjuk Rasa Anti-Pakistan di Jammu Kashmir

Sebanyak 12 orang dilaporkan terluka dalam unjuk rasa ini

Rep: Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Tentara India di Kashmir.
Foto: NDTV.com
Tentara India di Kashmir.

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW DELHI— Di wilayah Jammu, Kashmir ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa anti-Pakistan. Media setempat melaporkan para pengunjuk rasa membakar lusinan kendaraan dan membuat kepolisian memberlakukan jam malam. 

Stasiun televisi NDTV melaporkan sebanyak 12 orang dilaporkan terluka dalam unjuk rasa ini. Di Mumbai, pendukung Partai Bharatiya Janata membakar simbol-simbol Pakistan. 

Baca Juga

Pakistan membantah tuduhan India yang mengatakan mereka memiliki keterkaitan dengan serangan tersebut. Pakistan sendiri mengatakan serangan itu sebagai sesuatu yang sangat memprihantikan. 

"Kami sangat menolak sindirian yang dilakukan media dan pemerintah India yang berusaha mengaitkan serangan ini dengan Pakistan tanpa penyelidikan apa pun," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.  

Sebelumnya Islambad juga membantah tuduhan mereka menyediakan bantuan material untuk membantu pasukan bersenjata melawan kekuasan India di Kashmir. Pakistan mengatakan mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik kepada rakyat Kashmir yang ingin menentukan nasib mereka sendiri. 

Sementara itu pemerintah India meminta PBB untuk memasukan pemimpin Jaish-e-Mohammad Masood Azhar kedalam daftar teroris. Beberapa jam setelah peristiwa bom mobil ini terjadi Kementerian Luar Negeri India menuduh Pakistan memberikan kebebasan Jaish-e-Mohammad beroperasi di Kashmir. 

"Untuk Azhar beroperasi dan memperluas infstruktur terornya di wilayah yang dikuasai Pakistan dan melancarkan serangan ke India dan tempat lain tanpa dihukum," kata Kementerian Luar Negeri India.

Cina, sebagai sekutu Pakistan memblokir Azhar dimasukan ke dalam daftar teror Dewan Keamanan PBB. Sampai saat ini belum diketahui di mana keberadaan Azhar. 

Di Pakistan ia tidak pernah ditahan atas tindak kejahatan dan tidak pernah lagi menunjukan keberadaannya sejak ditahan di sana pada tahun 2016.  

Cina sudah mengeluarkan pernyataan tentang serangan di Kashmir ini. Mereka mengatakan 'sangat terkejut' atas serangan tersebut. 

Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang menolak menjawab pertanyaan tentang memasukan Azhar ke dalam daftar teroris. "Beijing akan terus melakukan komunikasi dengan semua pihak yang memiliki kepentingan termasuk India," kata Geng. 

Sementara itu Amerika Serikat (AS) membela India dan ikut memojokan Pakistan.  AS juga mengatakan serangan ini memperkuat tekad mereka untuk berkerja sama dengan India dalam isu kontra terorisme. India dan Pakistan sudah berperang tiga kali sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1947.   

"AS meminta Pakistan untuk segera mengakhiri dukungan dan menjadi tempat aman bagi seluruh teroris yang beroperasi di wilayahnya, mereka yang hanya bertujuan menciptakan kekacauan, kekerasan dan teror di kawasan," kata pernyataan Gedung Putih. 

 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement