REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Mantan Presiden Peru Alan Garcia menjalani operasi darurat setelah mencoba bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri saat hendak ditahan. Garcia tengah menghadapi tuduhan kasus korupsi terbesar di Amerika Latin.
Menteri Kesehatan Peru Zulema Tomas mengatakan, dokter memberikan resusitasi jantung sebanyak tiga kali. Saat ini, kata Tomas, dokter di Rumah Sakit Jose Casimiro Ulloa sedang mengoperasi mantan kepala negara berusia 69 tahun itu. "Situasinya sangat kritis, ini sangat berat," kata Tomas, Selasa (17/4).
Program stasiun televisi Hablemos Claro melaporkan, ketika polisi sampai di kediaman Garcia untuk menahannya, mantan presiden itu menembak dirinya sendiri di ruang kerjanya. Ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Kementerian Kesehatan Peru mengatakan Garcia dibawa ke rumah sakit pada pukul 06.45 waktu setempat. "Pada saat ini, pasien masih berada di ruang operasi di rumah sakit sejak pukul 07.10," kata Kementerian Kesehatan Peru.
Peristiwa mengejutkan ini terjadi empat bulan setelah Garcia mencoba mencari suaka di Uruguay. Jaksa di Peru menyelidikinya atas tuduhan menerima uang suap dari perusahaan konstruksi raksasa Brasil Odebrecht.
Garcia mengaku tidak bersalah dan hanya menjadi korban kesaksian palsu musuh-musuh politiknya. Pengacara Garcia, Erasmo Reyna mengatakan, ia akan menuntut keadilan untuk kliennya. "Kami berdoa kepada Tuhan memberinya untuk kekuatan, kami akan mengerahkan semua kekuatan kami untuk memulihkan situasi yang tidak adil ini," kata Reyna.
Tidak jauh dari rumah sakti tempat Garcia dirawat, rakyat Peru sedang menunggu informasi lebih lanjut dari dokter dan pejabat pemerintah. Bertanya-tanya tentang konsekuensi politik penyelidikan Odebrecht.
Hampir semua mantan politisi-politisi Peru sedang diselidiki. Semua mantan presiden Peru yang masih hidup sedang diselidiki kasus korupsi yang melibatkan skandal Odebrecht. Selain Brasil, Peru menjadi satu-satu negara di Amerika Latin yang menghukum politisi mereka lebih jauh lagi.
Anggota Kongres dari partai politik Nuevo Peru, Alberto Quintanilla mengungkapkan solidaritasnya kepada keluarga Garcia. Ia berharap pemerintah 'mendapat kebenaran yang sesungguhnya' melalui penyelidikan ini. Namun ia juga mengaku menghargai proses hukum yang sedang berjalan.
Garcia seorang presiden populis yang periode pertamanya pada 1980-an ditandai dengan hiperinflansi, mewabahnya korupsi, dan bangkitnya gerakan geriliyawan Shingning Path. Saat kembali menjabat dua dekade kemudian Garcia menjalankan pemerintahannya dengan lebih konservatif. Membantu ledakan investasi asing dan Odebrecht menjadi salah satu pemain utama di Peru.
Pada tahun lalu Garcia meminta suaka ke Kedutaan Uruguay. Ia sempat tinggal di sana selama dua pekan sampai permintaan suakanya ditolak. Dalam pernyataan penolaknya Kedutaan Uruguay mengatakan tidak ada bukti yang mendukung Garcia yang menyatakan dirinya menjadi target politik.