Sabtu 20 Jul 2019 22:27 WIB

Jerman dan Inggris Kecam Penyitaan Iran Atas Kapal Tanker

Iran dianggap menyentuh jalur berbaya dengan penyitaan tanker.

Kapal perang Inggris HMS Montrose mengawal kapal tanker Inggris di Selat Hormuz.
Foto: Reuters
Kapal perang Inggris HMS Montrose mengawal kapal tanker Inggris di Selat Hormuz.

REPUBLIKA.CO.ID,  FRANKFURT— Jerman pada Sabtu (20/7) mengecam penyitaan "tak dibenarkan" oleh Iran terhadap dua kapal dagang di Selat Hormuz dan menyebut langkah itu semakin memperburuk situasi yang sudah bergejolak di daerah tersebut.

Iran menyita Stena Impero, tanker berbendera Inggris pada Jumat. "Kami mendesak Iran agar membebaskan kapal (ini) beserta kru segera," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman.

Baca Juga

“Semakin memanasnya situasi di kawasan akan sangat berbahaya (dan) mengacaukan semua upaya yang sedang berlangsung untuk menemukan jalan keluar krisis saat ini," kata dia dalam satu pernyataan. 

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, menyatakan kekhawatiran bahwa Iran telah menempuh jalur berbahaya setelah menyita tanker berbendera Inggris pada Jumat di Selat Hormuz.

Kantor Berita Iran, Fars, melaporkan Stena Impero digiring ke Pelabuhan Bander Abbas, yang menghadap ke selat, setelah Iran mengatakan tanker tersebut terlibat kecelakaan dengan kapal ikan milik Iran.

"Aksi kemarin di Teluk menunjukkan sinyal kekhawatiran bahwa Iran mungkin akan memilih jalur ilegal berbahaya pascapenyitaan legal Gibraltar terhadap tanker kapal minyak yang hendak menuju Suriah," cuit Hunt di Twitter.

"Seperti yang saya katakan kemarin, reaksi kami akan dipertimbangkan tetapi kuat. Kami telah berupaya menemukan cara untuk menyelesaikan isu Grace 1 tetapi akan memastikan keselamatan (kapal) pengiriman kami."

Angkatan Laut Inggris menyita tanker Grace 1 milik Iran di Gibraltar pada 4 Juli atas dugaan penyelundupan minyak ke Suriah. Dugaan tersebut dianggap melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement