REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Amerika Serikat menuduh Israel menargetkan setidaknya 12 kapal tanker menuju Suriah. Sebagian besar kapal tersebut membawa minyak Iran.
Laporan Wall Street Journal pada Kamis (11/3) menyatakan, sejak 2019 Israel telah menggunakan senjata angkatan laut, termasuk ranjau air, untuk menyerang kapal-kapal yang merupakan kapal Iran, atau membawa kargo Iran, saat mereka menuju Suriah. Serangan itu karena kekhawatiran bahwa keuntungan minyak bumi mendanai ekstremis.
Sebagian besar kapal tanker memang mengangkut minyak. Namun, beberapa kapal yang ditargetkan telah melakukan upaya untuk memindahkan kargo lain, termasuk persenjataan.
Menurut Greenpeace, kapal tanker minyak Iran secara rutin melanggar embargo perdagangan terhadap Iran dan Suriah untuk menyelundupkan minyak ke Suriah melalui Terusan Suez. Organisasi tersebut mengatakan, praktik mematikan sistem pelacak juga lazim dilakukan kapal semacam itu, untuk menghindari deteksi karena melanggar embargo perdagangan.
Seperti Dikutip dari Jerusalempost praktik ini sangat umum. Suriah menerima sekitar 17 juta barel minyak mentah dari Iran dengan cara tersebut antara Agustus 2018 - Juli 2019.
Wall Street Journal menambahkan bahwa cara lain agar kapal-kapal ini menghindari pengawasan internasional adalah melalui deklarasi tujuan palsu. Mereka pun melakukan transfer minyak dari satu kapal ke kapal lain di laut atau melalui penggunaan kapal tanker tua berkarat yang lebih sulit dideteksi.
Laporan itu muncul setelah Menteri Perlindungan Lingkungan Israel, Gila Gamliel, menuduh Iran merupakan eko-terorisme. Dia menyalahkan negara itu atas tumpahan minyak baru-baru ini yang kemungkinan besar berasal dari sebuah kapal tanker Iran. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengatakan bahwa pihak pertahanan Israel tidak memiliki bukti yang menunjukkan bahwa Iran sengaja menyebabkan tumpahan minyak. Dwina Agustin