Senin 14 Oct 2019 16:13 WIB

Pendukung Trump Tampilkan Video Parodi Penuh Kekerasan

Panitia acara tidak akan menindaklanjuti pemutaran video meski penuh kekerasan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump, 22 September 2019.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump, 22 September 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Surat kabar Amerika Serikat (AS) The New York Times melaporkan pertemuan pendukung Donald Trump yang diadakan di tempat peristirahat presiden menampilkan video parodi yang penuh dengan kekerasan. Video itu memperlihatkan Trump menembak dan menusuk lawan-lawan politik dan media yang kerap mengkritiknya.

Dalam video tersebut kritikus presiden dan media digambarkan sebagai anggota paroki yang lari dari amukan Trump. Presiden AS tersebut menyerang almarhum senator John McCain di leher, menikam penyiar televisi Rosie O'Donnell di wajah, dan membakar kepala senator Bernie Sanders.

Baca Juga

Parodi itu memperlihatkan Trump menembak atau menyerang orang yang wajahnya diganti dengan logo kantor-kantor berita. Senin (14/10), The New York Times melaporkan video parodi tersebut ditayangkan pada pekan lalu di konferensi American Priority di tempat peristirahatan Trump, Doral Miami Resort.

Trump tidak hadir dalam konferensi tersebut. Panitia acara Alex Phillips  memberitahu New York Times, video tersebut ditayangkan sebagai bagian 'pameran meme'. Phillips mengatakan 'American Priority' tidak mengasosiaskan diri atau mendukung video tersebut.

"American Priority menolak segala bentuk kekerasan politik," kata Phillips kepada The New York Times.  

Phillips menambahkan ia akan menindak lanjuti peristiwa tersebut. Video parodi itu memasukan logo kampanye Trump untuk pemilihan presiden 2020. Tapi tim kampanye Trump mengatakan tidak memproduksi video semacam itu.

"Video itu tidak diproduksi oleh tim kampanye dan kami tidak membenarkan kekerasan," kata juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh.

Video parodi menggambarkan pembantaian dilakukan di gereja yang bernama 'Church of Fake News'. Trump kerap menyebut media-media besar sebagai penyebar berita palsu.

Dalam video itu, wajah seorang pembunuh yang sedang menembaki korbannya diganti dengan wajah Trump. Para korbannya antara lain mantan presiden Barack Obama, gerakan Black Lives Matter, anggota House of Representative Maxine Waters, Bill dan Hillary Clinton, serta Adam Schiff, ketua komite bidang intelijen House yang memimpin penyelidikan pemakzulan Trump.

Sementara, media-media yang dihancurkan Trump dalam video itu antara lain CNN, The Washington Post, BBC, PBS, NBC, dan Politico. Gedung Putih menolak untuk memberikan komentar. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement