Rabu 04 Dec 2019 08:19 WIB

Turki Pulangkan Lima Mantan Kombatan ISIS ke Jerman

Turki terus memulangkan mantan kombatan ISIS ke negara asal mereka.

Rep: Rizky Jaramaya/ Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Turki menghadapi ancaman serangan ISIS. Foto: Para militan ISIS (ilustrasi).
Foto: AP
Turki menghadapi ancaman serangan ISIS. Foto: Para militan ISIS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Turki memulangkan lima warga negara Jerman yang pernah bergabung dengan kelompok ISIS ke negaranya. Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan, lima warga negara Jerman itu dikirim kembali ke negaranya sebagai bagian dari upaya Turki untuk memulangkan para mantan pejuang ISIS asing.

"Ekstradisi para pejuang teroris asing ke negara mereka terus berlanjut," ujar Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency, Rabu (4/12). 

Baca Juga

Beberapa negara Eropa telah menentang upaya Turki untuk memulangkan mantan pejuang ISIS. Namun, Turki bersikukuh akan tetap memulangkan mantan pejuang ISIS ke negaranya masing-masing.

Sejak mengakui ISIS sebagai kelompok teror pada 2013, Turki berkali-kali diserang  teroris. Di antaranya 10 pemboman bunuh diri, tujuh pemboman dan empat serangan bersenjata yang menewaskan 315 orang serta melukai ratusan lainnya.

Menanggapi serangan itu, Turki meluncurkan operasi antiteror di dalam dan luar negeri. Turki telah menangkap 5.500 teroris ISIS dan melakukan deradikalisasi terhadap 3.500 pejuang ISIS. 

Secara terpisah, ancaman ISIS masih dihadapi sejumlah negara. ISIS mengklaim serangan yang terjadi di London Bridge, Inggris pada Jumat (29/11). Serangan itu dilakukan oleh salah satu anggotanya, meski kelompok itu tidak memberikan bukti untuk menguatkan pernyataan tersebut.

Kantor berita resmi ISIS Amaq melaporkan, serangan itu dilakukan sebagai tanggapan ISIS terhadap negara yang melawan milisi itu. Mereka akan menargetkan negara-negara yang telah menjadi bagian dari koalisi untuk melawan keberadaan ISIS.

Serangan di London Bridge dilakukan oleh seorang mantan narapidana bernama Usman Khan. Dia melakukan serangan di Fishmongers Hall, ujung utara London Bridge. Saat itu, sebuah konferensi Universitas Cambridge. Kemudian serangan itu berlanjut hingga London Bridge.

Khan berhasil ditembak polisi Inggris setelah menikam dua orang hingga meninggal dan melukai tiga orang lainnya. Dia mengenakan rompi bom bunuh diri palsu ketika melakukan aksinya.

Sebelum peristiwa itu, Khan pernah ditahan dengan kasus terorisme pada 2012. Dia mendapatkan bebas bersyarat pada tahun lalu dengan izin dan alasan yang jelas.

Pada 2017, lokasi yang sama pun menjadi saksi tiga milisi mengendarai sebuah van yang menabrak pejalan kaki dan kemudian menyerang orang-orang di sekitarnya. Insiden itu menewaskan delapan orang dan melukai setidaknya 48 orang.  

 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement