Rabu 25 Dec 2019 11:12 WIB

Taliban Kembali Serang Tentara Afghanistan, 15 Meninggal

Taliban menyerang pos pemeriksaan di utara Afghanistan.

Taliban masih kerap melancarkan serangan ke pasukan pemerintah. Ilustrasi milisi Taliban.
Foto: english.alarabiya.net
Taliban masih kerap melancarkan serangan ke pasukan pemerintah. Ilustrasi milisi Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Gerilyawan Taliban menyergap satu pos pemeriksa pemerintah di Provinsi Balkh di bagian utara Afghanistan, dan menewaskan sedikitnya 15 anggota pasukan keamanan. 

Lebih dari 18 tahun setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah garis keras Taliban, pasukan Afghanistan menjadi korban jiwa dengan jumlah tertinggi dan para pejabat Afghanistan serta AS memperingatkan jumlah korban bertambah.

Baca Juga

Meskipun pertempuran mereda pada musim dingin akibat salju tebal di pegunungan, tempat gerilyawan tersebut berkumpul dan menghimpun kekuatan kembali sebelum serangan tahunan musim semi mereka. 

Serangan terhadap pos pemeriksa keamanan yang rentan berlanjut di seluruh negeri itu, dan serangan Selasa adalah yang paling akhir dari peningkatan serangan Taliban.

Mohammad Yousuf, Gubernur Distrik Dawlatabad, tempat peristiwa tersebut terjadi, mengatakan puluhan anggota Taliban menyerang satu pos pemeriksaan yang dijaga secara bersama oleh tentara Afghanistan dan anggota intelijen, sehingga menewaskan 15 orang.

Taliban, kata dia, yang berjuang untuk mengusir pasukan asing dan menggulingkan pemerintah Kabul, dukungan Barat, mengaku bertanggung-jawab dan mengatakan sedikitnya 20 anggota pasukan keamanan tewas, enam cedera dan empat ditangkap. “Taliban sering membesar-besarkan jumlah korban jiwa pasukan pemerintah Afghanistan,” kata dia sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (25/12).

Sementara korban jiwa di pihak pasukan keamanan Afghanistan meningkat tahun ini, pemerintah mundur dari ratusan pos pemeriksa keamanan di daerah terpencil yang menjadi sasaran serangan Taliban. Puluhan ribu warga sipil Afghanistan, anggota pasukan keamanan dan 2.400 personel militer AS telah tewas dalam pertempuran sejak 2001.

  

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement