Selasa 28 Jan 2020 16:33 WIB

Tim Donald Trump Tingkatkan Serangan di Sidang Pemakzulan

Mantan penasihat Gedung Puting melemahkan serangan Trump dalam pemakzulan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
President Amerika Serikat, Donald Trump
Foto: AP
President Amerika Serikat, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim hukum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan serangan dalam sidang pemakzulan terhadapnya, walaupun ada naskah buku John Bolton yang menepis pertahanan mereka.

Dalam naskah bukunya mantan penasihat keamanan Gedung Putih Bolton menulis Trump ingin menahan bantuan militer untuk Ukraina sampai negara itu membantunya menyelidiki kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Pernyataan itu penting karena Trump dan tim pengacaranya berulang kali mengatakan tidak pernah mengkaitkan penangguhan bantuan militer dengan penyelidikan Biden. Naskah itu menghilangkan harapan Gedung Putih proses sidang pemakzulan dapat segera berakhir.

Baca Juga

Sebab, Partai Demokrat mendesak adanya saksi tambahan dan beberapa anggota Partai Republik juga terbuka dengan gagasan tersebut. Naskah itu juga mendistraksi argumen pengacara-pengacara Trump selama berjam-jam pada Senin (27/1) lalu.

Mereka berpendapat tidak ada kesaksian yang mengatahui secara langsung penangguhan bantuan tergantung pada penyelidikan terhadap Demokrat. Bolton tampaknya siap mengatakan hal itu bila dipanggil Senat.

"Kami berurusan dengan bukti transkrip, kami berurusan dengan informasi yang tersedia untuk publik, kami tidak berurusan dengan spekulasi," kata pengacara Gedung Putih Jay Sekulow, Selasa (28/1).

Trump didakwa menyalahgunakan kekuasaannya dengan meminta pemimpin Ukraina menyelidiki Biden. Di saat yang sama pemerintahan Trump menahan bantuan militer senilai ratusan juta dolar AS. Trump juga didakwa menghalang-halangi proses penyelidikan yang dilakukan Kongres.

Pada Senin lalu, pengacara-pengacara Trump seperti Ken Starr dan Alan Dershowitz melancarkan serangan  politis, hukum dan historis seluruh proses pemakzulan. Mereka mengatakan tidak ada dasar apa pun untuk menurunkan Trump dari jabatannya.

Mereka membela tindakan Trump dan menyerang Biden. Mantan Jaksa Agung Florida yang kini anggota tim pengacara Trump, Pam Bondi menghabiskan seluruh presentasinya untuk Biden dan putranya Hunter yang bekerja sebagai dewan di perusahaan gas Ukraina saat ayahnya memimpin kesepakatan diplomatik dengan Kiev.  

Tim pengacara Trump mengatakan Trump memiliki alasan yang sah untuk mencurigai urusan bisnis Hunter Biden dan khawatir dengan korupsi di Ukraina. Menurut tim hukum Trump pada akhirnya Gedung Putih memberikan bantuan militer kepada Ukraina tanpa menggelar penyelidikan yang diinginkan presiden.

Tanpa memberikan bukti Trump berusaha untuk menuduh Biden dan putranya terlibat dalam korupsi yang sudah lama menjangkiti Ukraina. Para pengacara anti-korupsi sudah mengungkapkan keprihatinan mereka, tidak ada bukti Biden maupun Hunter melakukan tindak korupsi.

Demokrat mengatakan Trump memberikan bantuan militer ke Ukraina. Hanya setelah ada keluhan terhadap penangguhannya.

Salah satu tim pengacara Trump, Ken Starr penyidik independen yang menghasilkan pemakzulan Bill Clinton. Senat membebaskan Clinton dari dakwaan. Starr mengatakan saat ini 'zamannya pemakzulan'. Menurut Starr pemakzulan dapat digelar bila ada kejahatan nyata dan 'konsensus nasional' presiden harus mundur'. Starr mengatakan dua hal itu tidak ada dalam pemakzulan Trump.  

"Ini penuh dengan kepahitan dan memecah belah negara tidak seperti yang lainnya, kami yang melalui pemakzulan Clinton memahami itu secara personal dan mendalam," kata Starr.

Dershowitz, pembicara terakhir dari tim Trump, mengatakan pemakzulan membutuhkan tindak kejahatan kriminal. Pendapat itu ditolak oleh banyak akademisi hukum. Dershowitz menegaskan apa yang diungkapkan Bolton walaupun itu benar tidak akan meningkatkan tingkat penyelewengan kekuasan atau dakwaan pemakzulan.

"Murni tindakan non-kriminal, termasuk penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres, di luar jangkauan dakwaan pemakzulan," kata Dershowitz. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement