Rabu 06 May 2020 04:15 WIB

Lambatnya Respons Pemerintah Inggris terhadap Covid-19

Inggris kemungkinan mencatat jumlah kematian tertinggi di Eropa akibat virus corona

Seseorang mengenakan APD berjalan di London, Inggris (2/5). Inggris memasuki pekan keenam lockdown untuk mengontrol penyebaran virus corona.
Foto:

Siapa pun tidak dapat menjawab pertanyaan ini dengan sesederhana ya atau tidak, tetapi pemerintah dengan tegas menolak laporan itu.

"Ini adalah pemalsuan yang sangat memfitnah yang tidak dikirim ke No. 10 [kantor perdana menteri] oleh Sunday Times sebelum dipublikasikan. Artikel ini juga mencakup serangkaian kutipan nyata dari pertemuan yang ditemukan," kata seorang juru bicara pemerintah.

Inggris kemungkinan menderita jumlah kematian tertinggi di Eropa

Pekan lalu, Sir Jeremy Farrar, direktur yayasan amal global Wellcome Trust dan pakar pandemi di Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat, memperingatkan bahwa negara itu kemungkinan menderita angka kematian tertinggi di Eropa.

Farrar mengatakan jumlah kematian dan kasus terinfeksi terus meningkat di Inggris.

"Saya benar-benar berharap kita mendekati penurunan angka. Tapi ya, Inggris kemungkinan besar akan menjadi salah satu yang terburuk, jika bukan negara yang paling parah terkena dampak di Eropa," ujar dia.

Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Seattle, Amerika Serikat mengatakan Inggris bisa menyaksikan 66.000 kematian pada Agustus, tetapi kemudian lembaga itu merevisi angka itu menjadi 37.000, masih jauh di atas ambang batas 20.000.

Para ilmuwan di Imperial College London mengatakan pada Maret bahwa lebih dari seperempat juta warga Inggris bisa meninggal akibat Covid-19 jika tidak ada pembatasan pergerakan yang diberlakukan, mendorong pemerintah untuk mengumumkan penguncian.

Korban tewas hingga Minggu, 19 April mencapai 16.060 dan sebagian besar diperkirakan berusia lanjut.

Karantina negara telah diperpanjang selama tiga minggu lagi, ketika angka kematian kemungkinan besar meningkat lebih jauh.

Ketika semua ini berakhir, pemerintah mungkin masih mencoba untuk masuk ke salah satu bilik telepon merah ikonik yang sebagian besar sudah tidak aktif dan muncul dengan mengenakan jubah Superman sebagai juara kekuatan super.

Bagaimana situasi akan berubah secara ekonomi dengan Brexit dan krisis pasca-Covid-19 belum diketahui, tetapi penelitian publik yang luas dan komprehensif tentang penanganan krisis terburuk oleh pemerintah sejak Perang Besar tampaknya akan segera terjadi.

Link: https://www.aa.com.tr/id/berita-analisis/analisis-terlalu-lambat-respons-pemerintah-inggris-terhadap-covid-19-kini-dalam-pengawasan/1811627

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement