REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Korea Selatan (Korsel) telah menurunkan spanduk Black Lives Matter pada Senin (15/6). Media AS mengatakan Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tidak senang dengan spanduk tersebut.
Setelah menurunkan spanduk itu, Kedutaan AS di Korsel menyebut mereka tidak bermaksud untuk mendukung atau memeberikan sumbangan untuk organisasi tertentu terkait aksi protes anti-rasisme. Gerakan Black Lives Matter kembali muncul di AS sebagai bentuk protes atas kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd, oleh perwira polisi kulit putih di Minneapolis.
Black Lives Matter merupakan seruan sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi untuk memberantas supremasi kulit putih dan membangun kekuatan lokal dalam kekerasan pada komunitas kulit hitam. Spanduk Black Lives Matter dipasang di Kedutaan Besar AS pada Sabtu bersamaan dengan pesan dukungan yang disampaikan dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris.
"Kedutaan Besar AS berdiri dalam solidaritas dengan sesama warga Amerika yang berduka dan memprotes secara damai untuk menuntut perubahan positif," demikian pernyataan Kedutaan Besar AS yang ditulis di Twitter.
Duta Besar AS untuk Korsel Harry Haris mengunggah gambar spanduk Black Lives Matter di akun Twitternya dan menunjukkan dukungan terhadap gerakan solidaritas tersebut. "AS adalah negara yang bebas dan beragam, dari keragaman itu kita mendapatkan kekuatan kita," ujarnya.
Namun, dua hari kemudian spanduk tersebut dicopot. Pada Selasa (16/6) Kedutaan AS memasang spanduk baru untuk menghormati para veteran Perang Korea.
Seorang sumber mengatakan kepada CNN bahwa seorang pimpinan Departemen Luar Negeri AS meminta spanduk Black Lives Matter dicopot. Sementara Bloomberg melaporkan Presiden Trump tidak senang dengan spanduk yang terpasang tersebut.
Menurut CNN, Departemen Luar Negeri mengatakan pemerintah AS tidak memberikan kontribusi kepada gerakan Black Lives Matter atau mempromosikan organisasi tertentu. Setelah spanduk dicopot, juru bicara kedutaan William Coleman mengatakan pihaknya tidak memberikan dukungan untuk organisasi tersebut.
"Untuk menghindari kesalahan persepsi bahwa uang dari pembayar pajak Amerika dihabiskan untuk menguntungkan organisasi semacam itu, (duta besar) mengarahkan agar spanduk dicopot. Ini sama sekali tidak mengurangi prinsip dan cita-cita yang ingin dicapai melalui spanduk tersebut," kata Coleman.