Erdogan pernah merasakan bagaimana pahitnya jeruji penjara. Pada 1998 ia divonis 10 bulan setelah membacakan puisi kontroversial. Puisi itu membandingkan masjid dengan barak, menara dengan bayonet serta keimanan dengan tentara
Vonis itu membuat ia mundur dari jabatannya sebagai wali kota. Hurriyet Daily melaporkan, rombongan 2.000 kendaraan mengantarkannya ke penjara Hakan Aslaneli, Istanbul.
Banyaknya jumlah rombongan membuat Jalan Fatih ditutup. Jelang masuk penjara, Erdogan berkumpul dengan anggota partai politiknya. Di penjara, ia dipisah dengan tahanan lainnya.
Setelah menjalani masa hukuman, Erdogan dibebaskan pada 1999. Ia lantas memasuki dunia politik.
Ketika partai Islam Erbakan dilarang pada 2001, ia kemudian berkontribusi dalam membentuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Partainya memenangan pemilihan pada 2002.
Namun Erdogan dilarang untuk masuk ke parlemen karena pernah dipenjara. Sampai pada akhirnya AKP berhasil mengamandemen konstitusi dan ia pun bisa terlibat dalam parlemen.