Jumat 01 Jan 2021 17:13 WIB

Hamas Tangkap Warga yang Rusak Spanduk Soleimani di Gaza

Hamas berhubungan baik dengan Syiah Iran beberapa tahun terakhir

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Nashih Nashrullah
Hamas berhubungan baik dengan Syiah Iran beberapa tahun terakhir.
Foto:

Beberapa spanduk yang sama sekarang tampaknya telah dibongkar warga Gaza, menurut video yang dibagikan pengguna media sosial Palestina.  Seorang pria yang merekam perobekan spanduk di Gaza juga  menggambarkan Soleimani sebagai pembunuh Suriah dan Irak.  

Gambar dalam spanduk itu bertuliskan teks dari pidato pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di pemakaman Soleimani di Teheran. "Komandan martir Qassem Soleimani yang menghabiskan hidupnya mendukung perlawanan. Dia adalah martir al-Quds (Yerusalem)," bunyi teks itu. 

Beberapa spanduk Soleimani lainnya juga telah diturunkan dan dirusak. Gambar dan video yang dibagikan pengguna media sosial Palestina menunjukkan aksi tersebut. 

Padahal hubungan antara Syiah Iran dan Sunni Hamas sempat memburuk pada tahun-tahun awal konflik Suriah setelah Hamas menolak untuk mendukung sekutu Iran Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan pemberontak Sunni.  

Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds, sayap militer luar negeri Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, meninggal dalam serangan udara AS di bandara internasional Baghdad pada 3 Januari.  

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Ahad (27/12)  bahwa kelompok itu menerima Rp 312 miliar uang tunai dari Soleimani selama kunjungan ke Teheran pada 2006. Tindakan ini menuai kritik dari orang-orang Iran yang menuduh rezim memprioritaskan jaringan kelompok proxy atas warganya.  

Demonstran Iran telah menyuarakan penentangan mereka terhadap kebijakan luar negeri Teheran dan menuduh rezim menyia-nyiakan sumber daya negara untuk milisi asing.

Dalam tiga gelombang protes anti-pemerintah pada tahun 2009, 2017 dan 2019, mereka menggunakan nyanyian populer "Bukan Gaza, bukan Lebanon,  Saya memberikan hidup saya untuk Iran”, mengacu pada dukungan Teheran untuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement