Kamis 07 Jan 2021 19:14 WIB

Ketika Simbol Demokrasi AS 'Dilecehkan' Pendukung Trump

Para demonstran pro Trump menggeruduk masuk Capitol Hill menolak hasil pemilihan.

Pendukung Donald Trump di ruangan Ketua House Nancy Pelosi.
Foto:

Sebagian besar huru-hara terekam dalam foto dan video yang diunggah di media sosial, cuplikan berita, dan disaksikan oleh wartawan Reuters.

Para perusuh yang menyerbu Gedung Capitol berkeliaran dengan bebas melalui koridor, membawa bendera, setidaknya satu panji pertempuran Konfederasi, dan mengambil foto.

Seorang pria berpose untuk berfoto di kantor Ketua DPR Nancy Pelosi, perwakilan partai Demokrat tertinggi di Kongres. Satu kaki bersandar di sudut meja kerjanya. Seorang lainnya menyeringai pada seorang fotografer berita saat dia membawa mimbar di tengah sebuah lorong.

Saat para demonstran mendekati anggota parlemen, mereka bentrok dengan petugas. Satu kelompok mengeluarkan alat pemadam kebakaran, dan meninggalkan kabut. Gas air mata pun berhembus ke rotunda di bawah kubah gedung yang menjadi ikon itu.

Beberapa perusuh mengepung ruang Dewan Perwakilan Rakyat saat anggota parlemen berada di dalam, menggedor pintunya, memutus rute pelarian. "Itu ... terasa seperti terjadi dalam gerak lambat," kata Perwakilan Partai Demokrat Eric Swalwell.

Petugas keamanan menumpuk perabotan di pintu ruangan majelis dan mengeluarkan pistol mereka. Anggota parlemen dan wartawan mendengar suara letusan keras dari luar dan merunduk untuk berlindung di lantai.

"Saya membuka masker gas saya dan kami mendengar letupan, letupan, letupan dan kami semua jatuh," kata Perwakilan Demokrat Vicente Gonzalez kepada Reuters.

Setelah 15 menit, petugas Kepolisian Capitol mengamankan jalur yang cukup untuk melewati Capitol dan mengawal anggota DPR dari majelis ke lokasi lain, mendesak mereka untuk bergegas saat menuruni tangga dan melalui terowongan untuk menghindari kekacauan.

Banana Republik

Banyak anggota DPR yang berada di kantor masing-masing ketika penganiayaan terjadi karena Pelosi telah membatasi jumlah orang di majelis menjadi 11 orang dari masing-masing partai karena kekhawatiran terkait pandemi virus corona. Beberapa dievakuasi atas desakan polisi Gedung Capitol sementara yang lain membarikade diri di dalam kantor mereka.

Mike Gallagher, seorang Perwakilan Partai Republik dari Wisconsin, mengatakan dalam sebuah video di media sosial bahwa dia "berlindung di tempat" di kantornya. "Ini omong kosong 'Banana Republik' yang sedang kami tonton terjadi sekarang," katanya.

Di seberang Capitol, para pengunjuk rasa lainnya masuk ke galeri Senat, tempat beberapa menit sebelumnya para pejabat keamanan telah mengevakuasi anggota parlemen dan Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin penghitungan suara.

Beberapa orang turun dari galeri ke lantai majelis, lalu naik ke mimbar untuk foto. Seorang pria, bertelanjang dada dan memakai topi bulu bertanduk, wajahnya dicat merah, putih dan biru, berpose di sana sambil memegang bendera Amerika.

Lusinan anggota parlemen berjongkok di ruang aman selama berjam-jam sementara petugas membersihkan gedung. Anggota parlemen dari kedua partai, yang terpecah hanya beberapa jam sebelumnya oleh hasil pemilu, berdoa bersama untuk demokrasi Amerika.

Ketika Kongres kembali pada Rabu malam untuk melanjutkan penghitungan suara, kelompok agen bersenjata, beberapa mengenakan perlengkapan taktis dan membawa senjata otomatis, ditempatkan di sekitar Gedung Capitol.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement