Kesepakatan-kesepakatan bilateral antara pemerintah kaya dan pabrik vaksin memicu kekhawatiran pasokan vaksin untuk negara pendapatan menengah dan rendah menjadi terbatas sehingga harga vaksin menjadi lebih mahal. Sejak tahun lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan bahaya 'nasionalisme vaksin' dan 'permainan harga'.
Bulan Desember lalu produsen vaksin AstraZeneca mengatakan mereka akan menetapkan harga 2,5 euro per dosis. "Agar vaksin dapat disebarkan ke populasi, dengan akses seadil mungkin," kata mereka saat itu.
Perusahaan farmasi itu belum menanggapi permintaan komentar mengenai pernyataan kementerian kesehatan Afrika Selatan. Negara itu sudah memesan 20 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk pertengahan pertama 2021.
Fasilitas vaksin Covax yang didukung WHO diperkirakan akan memvaksin 10 persen populasi dunia pada bulan April dan Juni tahun ini. Vaksin tersebut akan disebarkan melalui Uni Afrika dan kontrak-kontrak bilateral dengan pemasok yang belum diungkapkan. Sementara itu oposisi pemerintah mengkritik strategi vaksinasi Afrika Selatan.
"Laporan hari ini mengindikasi pemerintah akan membayar vaksin dengan harga dua kali lipat lebih mahal dari pada negara lain," kata oposisi untama Democratic Alliance.