REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunjuk Robert Malley sebagai utusan khusus AS untuk Iran. Malley adalah anggota kunci dari tim mantan Presiden Barack Obama yang merundingkan perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) antara Iran dengan kekuatan dunia.
“Menteri Blinken sedang membangun tim yang berdedikasi, yang diambil dari para ahli yang memiliki pandangan yang jernih. Utusan Khusus kami untuk Iran adalah Rob Malley, yang memiliki rekam jejak keberhasilan negosiasi kendala program nuklir Iran," kata pejabat Departemen Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya.
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik dan kelompok pro-Israel melontarkan kritik saat nama Malley muncul sebagai kandidat tunggal utusan khusus AS untuk Iran. Mereka prihatin karena Malley akan bersikap lunak terhadap Iran dan bersikap keras terhadap Israel.
Malley akan menjadi orang penting dalam upaya Biden untuk menangani hubungan antara Iran dan AS yang memburuk di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Dia memegang banyak posisi senior di pemerintahan Demokratik Obama dan mantan Presiden Bill Clinton dengan fokus pada pembuatan kebijakan Timur Tengah dan Teluk. Dia secara informal menjadi penasihat tim Biden selama kampanye 2020.
Penunjukkan Malley diharapkan dapat merancang pendekatan ke Iran. Pada 2008, Malley adalah penasihat informal untuk kampanye Obama. Namun dia mengundurkan diri setelah diketahui telah bertemu dari kelompok Hamas saat bekerja untuk International Crisis Group. Malley kemudian diangkat sebagai penasihat Timur Tengah ketika Obama menjabat sebagai presiden. Ketika itu, Biden menjabat sebagai wakil presiden.