Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, perpanjangan New START memungkinkan Washington untuk "memantau kepatuhan Rusia dengan perjanjian itu dan memberi kami wawasan yang lebih luas tentang postur nuklir Rusia, termasuk melalui pertukaran data dan inspeksi di tempat yang memungkinkan para pengawas AS untuk melihat pasukan dan fasilitas nuklir Rusia."
Menggarisbawahi bahwa "persaingan nuklir yang tidak dibatasi akan membahayakan kita semua," Blinken mengatakan keputusan perpanjangan itu akan membuat dunia "lebih aman".
Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis pertama, START I, ditandatangani pada 1991 antara AS dan Uni Soviet, berlaku pada tahun 1994. Pada 2010, mantan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, menandatangani perjanjian selanjutnya, yang disebut New START, yang menetapkan batas tidak lebih dari 1.550 hulu ledak yang dikerahkan dan 700 rudal, termasuk inspeksi untuk memverifikasi kepatuhan terhadap kesepakatan tersebut.