Selasa (9/2) malam kemarin polisi menggerebek markas pusat NDL di Yangon selama jam malam yang diberlakukan militer. Salah seorang anggota parlemen mengatakan penyerbuan itu dilakukan oleh puluhan personel polisi yang memaksa masuk.
Unjuk rasa tidak hanya dilakukan masyarakat di jalan-jalan. Masyarakat yang bekerja di rumah sakit, sekolah dan kantor pemerintah juga melakukannya dengan cara aksi mogok.
Selain menolak kudeta, masyarakat Myanmar juga menuntut konstitusi 2008 yang dirancang militer dicabut. Konstitusi itu memberi jenderal kewenangan memveto parlemen dan menguasai sejumlah kementerian.
Suu Kyi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 dan pemimpin de facto Myanmar berdasarkan pemilu, saat ini ditahan. Ia didakwa mengimpor enam walkie-talkies secara ilegal dan akan tetap ditahan hingga 15 Februari. Pengacaranya hingga kini mengatakan tidak dapat menemui Suu Kyi.