Rabu 10 Feb 2021 11:41 WIB

Perempuan Unjuk Rasa di Myanmar Kritis Tertembak di Kepala

Perempuan yang ikut aksi unjuk rasa di Myanmar dilaporkan tertembak peluru tajam.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan di depan petugas polisi anti huru-hara selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Selasa (9/2). Ribuan orang terus melakukan unjuk rasa di Yangon meskipun ada peringatan keras dari militer setelah beberapa hari protes massal.
Foto:

Selasa (9/2) malam kemarin polisi menggerebek markas pusat NDL di Yangon selama jam malam yang diberlakukan militer. Salah seorang anggota parlemen mengatakan penyerbuan itu dilakukan oleh puluhan personel polisi yang memaksa masuk.

Unjuk rasa tidak hanya dilakukan masyarakat di jalan-jalan. Masyarakat yang bekerja di rumah sakit, sekolah dan kantor pemerintah juga melakukannya dengan cara aksi mogok. 

Selain menolak kudeta, masyarakat Myanmar juga menuntut konstitusi 2008 yang dirancang militer dicabut. Konstitusi itu memberi jenderal kewenangan memveto parlemen dan menguasai sejumlah kementerian.

Suu Kyi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 dan pemimpin de facto Myanmar berdasarkan pemilu, saat ini ditahan. Ia didakwa mengimpor enam walkie-talkies secara ilegal dan akan tetap ditahan hingga 15 Februari. Pengacaranya hingga kini mengatakan tidak dapat menemui Suu Kyi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement