Rabu 10 Feb 2021 13:05 WIB

Protes Myanmar Berlanjut Meski Jatuh Korban

Beberapa korban dilaporkan terkena tembak saat protes berlangsung memanas kemarin.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Yudha Manggala P Putra
Guru-guru memegang poster tulisan dan simbol demo saat memrotes kudeta militer Myanmar. Mereka berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Yangon, Myanmar, Rabu (10/2/2021).
Foto:

Majalah mingguan 7Day News melaporkan di akun Twitter-nya bahwa seorang perempuan berusia 19 tahun ditembak oleh polisi di Naypyidaw. Dia pun tengah menjalani operasi darurat di rumah sakit utama kota. Itu mengutip Min Thu, ketua lokal partai Liga Nasional untuk Demokrasi.

Para pengunjuk rasa juga terluka di Mandalay dan kota-kota lain. Sebab pasukan keamanan menggunakan meriam air. Media pemerintah melaporkan cedera yang dialami polisi selama upaya mereka membubarkan pengunjuk rasa. Polisi mengeklaim para pengunjuk rasa melempar batu ke arah polisi.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, tengah meninjau bantuan kepada Myanmar untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab atas kudeta menghadapi konsekuensi yang signifikan.

"Kami mengulangi seruan kami kepada militer untuk melepaskan kekuasaan, memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, membebaskan mereka yang ditahan dan mencabut semua pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan," kata juru bicara Ned Price di Washington.

PBB meminta pasukan keamanan Myanmar untuk menghormati hak rakyat untuk melakukan protes secara damai. "Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para demonstran tidak dapat diterima," kata Ola Almgren, perwakilan PBB di Myanmar.

Protes yang berlangsung empat hari ini adalah yang terbesar di Myanmar selama lebih dari satu dekade. Demo ini menghidupkan kembali ingatan hampir setengah abad pemerintahan langsung militer dan gelombang pemberontakan berdarah sampai militer memulai proses penarikan diri dari politik sipil pada 2011. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mencatat hampir 60 orang ditangkap di berbagai bagian Myanmar pada Selasa (7/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement