Media milik pemerintah MRTV memperingatkan pengunjuk rasa untuk tidak kembali berdemonstrasi. "Sekarang pengunjuk rasa menghasut rakyat, terutama remaja emosional ke jalur konfrontasi yang dapat membuat mereka kehilangan nyawa," kata MRTV.
Kementerian Luar Negeri Myanmar mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihak berwenang 'menahan diri sepenuhnya'. Pernyataan itu bagian dari teguran untuk negara asing yang menurut mereka mengintervensi urusan domestik Myanmar.
Beberapa negara Asing mengecam kudeta dan mengutuk kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Amerika Serikat (AS), Jepang, Singapura, Inggris dan Jerman juga mengecam kekerasan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan penggunaan kekuatan mematikan pada pengunjuk rasa tidak dapat diterima.
Warga Kota Yangon mengatakan Senin ini (22/2), sejumlah jalan menuju kedutaan termasuk kedutaan besar AS telah diblokir. Misi diplomatik telah menjadi titik unjuk rasa pengunjuk rasa yang menuntut pemerintah asing melakukan intervensi.