Kamis 04 Mar 2021 07:58 WIB

Utusan PBB: Hari Paling Berdarah di Myanmar, 38 Orang Tewas

Junta Myanmar terus meningkatkan cengkeramannya dan menentang kecaman dunia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Para pengunjuk rasa menghadapi petugas polisi selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 03 Maret 2021. Menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyerukan penghentian kekerasan selama pertemuan pada 2 Maret ketika protes berlanjut di tengah ketegangan yang meningkat di negara antara pengunjuk rasa anti-kudeta dan pasukan keamanan.
Foto:

Menurut seorang dokter yang enggan menyebutkan identitasnya, Kota Monywa di wilayah Sagaing mencatat sekurangnya tujuh kematian. Beberapa petugas medis juga mengatakan mereka melihat dua orang lainnya diseret oleh pasukan keamanan, meskipun mereka tidak dapat memastikan apakah mereka telah meninggal.

Menurut seorang pekerja penyelamat dan jurnalis lokal, di pinggiran pusat komersial Yangon setidaknya enam demonstran tewas. Seorang dokter mengonfirmasi kepada AFP, bahwa dua pengunjuk rasa tewas di kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay. Salah satu korban di Mandalay berusia 19 tahun dan ditembak di kepala.

Pengunjuk rasa berusia 19 tahun lainnya tewas setelah ditembak di Salin. "Mereka seharusnya tidak menggunakan kekuatan mematikan seperti itu terhadap para pengunjuk rasa damai," kata temannya Min Pyae Phyo, sambil menangis. "Saya tidak akan melupakan dan memaafkan mereka seumur hidup saya," ujarnya.

Aksi demonstrasi di Myingyan juga berubah mematikan ketika pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa yang membawa perisai merah buatan yang dihiasi dengan penghormatan tiga jari, simbol perlawanan untuk gerakan antikudeta. Beberapa petugas medis memastikan seorang pemuda ditembak mati.

Media lokal di negara bagian Kachin utara juga melaporkan adegan kekerasan serupa. Di Dawei pada Rabu seorang korban tembakan dari Ahad dikremasi. Para pelayat memegang karangan bunga dan potret Lwin Lwin Oo (33 tahun) saat pembawa peti mati diapit oleh ratusan nyanyian. "Kami bersatu, ya kami. Demokrasi adalah tujuan kami."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement