Senin 15 Mar 2021 16:14 WIB

Pabrik-Pabrik China di Myanmar Dibakar

China dituduh mendukung militer Myanmar dan kudeta

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Pengunjuk rasa anti-kudeta membawa seorang pria yang terluka ketika polisi anti huru hara dan tentara ditembak dengan peluru karet untuk menumpas demonstrasi di Yangon, Myanmar Minggu, 14 Maret 2021.
Foto:

Gelombang protes di seluruh Myanmar telah menewaskan lenih dari 100 orang sejak kudeta. Pada Ahad (14/3), dilaporkan 38 orang tewas di berbagai wilayah Myanmar.

Tindakan keras terbaru terjadi sehari setelah Mahn Win Khaing Than, yang bersembunyi bersama sebagian besar pejabat senior dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, mengatakan pemerintah sipil akan berusaha memberi orang hak hukum untuk membela diri. Aung San Suu Kyi, yang ditahan bersama dengan para pemimpin senior NLD lainnya pada 1 Februari, dijadwalkan kembali ke pengadilan pada Senin. Dia menghadapi setidaknya empat dakwaan, termasuk penggunaan radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar protokol virus corona.

Militer mengatakan pihaknya mengambil alih kekuasaan karena kecurangan dalam pemilihan umum November lalu, yang dimenangkan NLD dengan telak. Tuduhannya telah ditolak oleh komisi pemilihan. Pihaknya sudah berjanji akan menggelar pemilu baru, tapi belum menetapkan tanggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement